Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menyatakan keterangan Hani, teman Wayan Mirna Salihin, berbeda dengan keterangan dia saat pertama kali diperiksa sebagai saksi.
"Karena keterangannya ada yang berbeda dengan yang kami miliki, jadi kami cek lagi," ujar Krishna di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (25/1).
Menurut Krishna, Hani diperiksa terkait kronologi kejadian saat Mirna meregang nyawa akibat meminum kopi vietnam yang belakangan diketahui mengandung sianida.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan ulang, ujar Krishna, bisa dilakukan untuk memastikan bahwa apa yang disampaikan oleh saksi sesuai dengan keterangan awal.
Krishna menyatakan keterangan Hani berbeda karena ia diduga panik saat pertama kali diperiksa. (Simak Fokus:
SIAPA TERSANGKA KASUS MIRNA?)
"Hani ini kan panik waktu itu. Kami tanya, mungkin dia tidak ingat. Kemudian kami tunjukkan sesuatu apakah dia mengingat-ingat lagi. Ya karena kalau panik bisa lupa. Karena lupa, kami ingatkan lagi," ujar Krishna.
Polisi akan menganalisis kembali keterangan Hani untuk memastikan keterangan tersebut sesuai dengan materi penyelidikan yang dimiliki polisi.
Hani merupakan salah satu teman Mirna selain Jessica Kumala Wongso yang bertemu Mirna di Restoran Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, 6 Januari saat Mirna tewas.
Mirna kolaps usai menyesap satu sedot kopi vietnam di Restoran Olivier. Saat itu ia sedang bercengkerama dengan Hani dan Jessica.
Di antara mereka bertiga, Jessica tiba lebih dulu di Olivier sekitar pukul 16.00 WIB. Ia langsung memesan minuman untuknya sendiri, Hani, dan Mirna.
Mirna dipesankan es kopi vietnam, sedangkan Jessica dan Hani cocktail dan fashioned fazerac. Kopi Mirna datang paling akhir, sekitar 40 menit setelah minuman Jessica dan Hani dihidangkan.
Namun baru satu sedotan, Mirna mengeluh sakit. Ia kemudian kolaps hingga akhirnya meninggal di rumah sakit.
(agk)