Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Waluyo, menyatakan institusinya telah menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari penyidik Polda Metro Jaya terkait dengan kasus kematian Wayan Mirna Salihin.
"SPDP sudah kami terima kemarin sore," ujar Waluyo di Gedung Kejati DKI Jakarta, Selasa (26/1).
SPDP diperlukan untuk melakukan koordinasi atas proses penanganan kasus Mirna hingga ke tahap peradilan. Koordinasi juga diperlukan untuk memastikan alat bukti yang dimiliki penyidik untuk menetapkan tersangka sudah sesuai dengan ketentuan hukum.
"Untuk menghindari seandainya naik sidang ada bolak-balik berkas perkara. Itu intinya. Tapi saya belum bisa menyampaikan barang buktinya apa," ujar Waluyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait ekspose kasus Mirna, Waluyo belum bisa memastikan alat bukti atau materi apa yang akan disampaikan dalam ekspose hari ini di lembaganya. Namun, kata dia, semua alat bukti kemungkinan besar saling terkait. (Ikuti terus Fokus:
SIAPA TERSANGKA KASUS MIRNA?)
Penyidik Polda Tiba di Kejati
Penyidik Polda Metro Jaya telah tiba di gedung Kejati DKI Jakarta sekitar pukul 10.25 WIB untuk melakukan ekspose terkait kasus kematian Mirna.
Dipimpin langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, penyidik langsung masuk ke dalam gedung Kejati DKI untuk memulai ekspose.
Ekspose perkara dilakukan sebagai salah satu langkah untuk memastikan penyelidikan kasus Mirna bisa ditingkatkan ke tahap penyidikan atau tidak.
Setelah ekspose, polisi berencana melakukan gelar perkara untuk menetapkan tersangka dalam kasus kematian Mirna.
Polisi mengatakan sudah memiliki cukup bukti untuk menetapkan tersangka. Namun karena alasan legal yuridis, polisi belum menetapkan nama tersangka.
Mirna meninggal usai meminum kopi yang mengandung sianida. Kala itu dia sembari bercengkerama dengan dua sahabatnya, Jessica Kumala Wongso dan Hani, di Restoran Olivier, Grand Indonesia Shopping Town, 6 Januari lalu.
Namun baru menyesal satu sedotan kopi vietnam, Mirna merintih kesakitan, kejang, kolaps, dan akhirnya tak tertolong.
(agk)