Polri Kembalikan Sipir Penjara yang Senjatanya Dicuri Teroris

RInaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2016 20:04 WIB
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti enggan berspekulasi soal pelanggaran sipir Lembaga Pemasyarakatan Tangerang dalam kasus pencurian senjata oleh teroris.
Kepala Kepolisian Polri Jendral Badrodin Haiti. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti enggan berspekulasi soal pelanggaran pidana sipir Lembaga Pemasyarakatan Tangerang dalam kasus pencurian senjata oleh teroris.

"Kalau keterlibatan sipir sedang diperiksa internal oleh Kemenkumham (Kementerian Hukum dan HAM). Tapi kami sudah bisa amankan senjata itu berikut pelakunya," kata Badrodin di Jakarta, Selasa (26/1).

Badrodin mengatakan Polri hingga kini belum mengetahui kepastian mengenai keterlibatan para sipir tersebut.

Dia juga mengatakan pencurian sembilan pucuk senjata itu bisa jadi terjadi karena kelalaian atau kesengajaan alias kerja sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu (tergantung) yang mana yang masuk dalam kategori, apakah memang kelalaian yang biasanya dalam pemeriksaan," ujarnya.

Dia juga membeberkan, hal seperti ini biasanya terjadi karena pengunjung hanya digeledah saat akan masuk kawasan Lapas. "Kalau memang terjadi seperti itu, tentunya ini kelemahan," kata Badrodin.

Para pelaku pencurian senjata ini adalah 13 dari 22 tersangka teroris yang ditangkap pascaserangan Thamrin dua pelan lalu. Enam dari 13 orang itu dibon dari Lapas Tangerang dan Nusakambangan.

Sebelumnya, Badrodin hanya menyebutkan mereka berusaha mendapatkan sembilan pucuk senjata ilegal. Dia tidak menyebutkan telah terjadi pencurian senjata sipir di Tangerang.

Badrodin menyebut kasus senjata ilegal ini adalah pengembangan dari kasus teror Thamrin. "Tidak terkait langsung tapi berhubungan," ujarnya.

Dua ledakan diikuti baku tembak dan lemparan bom terjadi di jantung Jakarta pada Kamis dua pekan lalu. Delapan orang termasuk empat pelaku tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Kepolisian meyakini peristiwa ini didalangi oleh Bahrun Naim, warga Indonesia yang menjadi petinggi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Saat ini dia diduga berada di Raqqa, Suriah, bersama kelompok teror tersebut. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER