Tukang Bakso Simpatisan ISIS Kecewa Dibayar Murah

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jan 2016 06:19 WIB
Selama bekerja untuk ISIS di Suriah, Ahmad Junaedi hanya dibayar Rp600 ribu. Padahal dari berjualan bakso, ia bisa mendapatkan Rp2,5 juta.
Simpatisan ISIS asal Indonesia mengaku dibayar murah selama berada di Suriah. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Ahmad Junaedi merasa ditipu oleh Abu Jandal, warga Malang, yang jadi petinggi ISIS. Dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Junaedi mengaku diiming-imingi penghasilan besar selama berada di Suriah.

"Saat disampaikan, yang saya tahu di Suriah sudah tidak ada perang. Di sana bantu korban dan dapat bayaran besar tapi besarnya tidak diberi tahu," kata Junaedi di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (26/1). Karena tertarik, Junaedi bersedia pergi ke negara konflik itu.
Sebelum pergi ke Suriah, Junaedi hanya seorang pedagang bakso di Malang, Jawa Timur. Ia tinggal satu kampung dengan Abu Jandal.

Dia mengaku diajak Abu Jandal ke Suriah untuk melakukan misi kemanusiaan dengan gaji besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak disebutkan jumlahnya, tapi besar katanya. Lebih besar dari penghasilan bakso," ujar Junaedi.

Saat di Suriah, Junaedi malah dibayar lebih rendah dari penghasilan biasanya di Indonesia. Dari hasil berjualan bakso, dia bisa mendapat Rp2,5 juta per bulan. Sementara di Suriah dia hanya diberi upah Rp600 ribu.
"Lebih banyak penghasilan di Indonesia daripada di sana (Suriah). Saya dibayar 50 dolar per bulan atau sekitar 600ribu," katanya.

Menyadari bayarannya murah, semangat Junaedi mengendur. Dia memilih pulang ke Indonesia. Selain karena penghasilan di sana tidak sesuai bayangan, Junaedi juga merasa jenuh selama berada di Suriah. Selama di sana dia ditugaskan menjaga pos pemeriksaan.

Saat meminta izin untuk pulang, Abu Jandal melarangnya. Mereka sempat ribut dan berdebat soal itu. Abu Jandal kecewa Junaedi memilih balik ke Indonesia.
Simpatisan ISIS yang lain, Abdul Hakim lebih beruntung. Selama di Suriah, dia mengaku digaji Rp1 juta per bulan. Uang itu sebagai pegangan kebutuhan selama sebulan.

"Saya digaji amir (pimpinan) Rp1 juta sebulan. Itu hanya untuk bekal sehari-hari," kata Abdul Hakim yang kini jadi terdakwa di PN Jakarta Barat. Selama di Suriah, dia bertugas sebagai juru masak bagi tentara ISIS.

Hakim berangkat ke Suriah bersama Abu Jandal pada 2013 silam. Dia bertahan selama delapan bulan. Namun Abu Jandal hanya 15 hari di sana, kemudian langsung kembali ke Indonesia. Tahun berikutnya Abu Jandal kembali ke Suriah bersama beberapa simpatisan ISIS asal Indonesia. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER