Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso berencana mengubah 'kampung narkoba' yang ada di Jakarta menjadi wilayah permukiman warga yang bersih dan terbebas dari peredaran narkotika.
Upaya membersihkan kampung narkoba merupakan bagian dari agenda pembinaan masyarakat BNN yang masuk dalam program tahun 2016 di bidang pencegahan dan kerja sama dengan sejumlah instansi pemerintahan.
Budi mengakui bahwa kemunculan kampung narkoba di Ibu Kota tidak terlepas dari keteledoran seluruh fungsi pemerintahan. Dengan membina dan memberi pemahaman tentang bahaya narkoba, Budi berharap masyarakat bisa sadar dan paham untuk melakukan penolakan secara dini terhadap narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mengubah kampung-kampung itu menjadi kampung yang bersih. Kampung yang tidak dimanfaatkan oleh para bandar narkoba," ujar Budi saat ditemui di Kantor BNN, Jakarta, Selasa (26/1).
Kampung narkoba yang dimaksud Budi adalah sejumlah wilayah di Jakarta yang identik dengan sarang tempat berkumpulnya bandar narkoba. Sedikitnya ada 20 titik lokasi di Ibu Kota yang menjadi wilayah aktif peredaran narkoba.
Beberapa daerah yang cukup dikenal di antaranya adalah Kampung Ambon di Jakarta Barat, Kampung Berlan di Jakarta Timur, dan Johar Baru di Jakarta Pusat.
Mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri itu menyatakan pihaknya sangat serius dalam melakukan upaya pemberantasan tindak pidana narkotika. Program pencegahan dalam hal ini menjadi titik tolak bagi BNN untuk membangun pondasi penindakan dengan cara merangkul dukungan penuh dari masyarakat.
Menurut Budi, persoalan narkoba selama ini terkesan dipandang sederhana lantaran seolah hanya identik dengan urusan candu dan kesehatan. Padahal, kata Budi, misi yang diusung para bandar bukan sekadar bagaimana cara mengedarkan narkoba secara masif. Melainkan lebih pada upaya penghancuran generasi.
Budi menyatakan, peredaran narkoba merupakan sebuah
grand design yang ditujukan bagi bangsa Indonesia. Narkoba menurut Budi merupakan medium yang dimanfaatkan pihak ketiga untuk menghancurkan negara.
"Ini merupakan suatu bentuk
proxy war, perang modern. Perang yang tidak menggunaan pasukan dan senjata api, tapi menggunakan narkoba," kata Budi.
Budi memastikan upaya pencegahan dalam membenahi kampung narkoba di Ibu Kota nantinya tidak hanya menjadi ranah pengawasan dari BNN, namun juga melibatkan semua pihak dari fungsi pemerintahan, antara lain Kepolisian RI, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri.
(meg)