Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membangun ratusan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak di 2016. Namun dia menegaskan bahwa RPTRA tersebut bukanlah taman dan dia tak mau RPTRA disebut sebagai sebuah taman.
"RPTRA ini seharusnya untuk orang tua dan anak-anak, ini bukan taman melainkan ruang publik tempat kita semua bersilaturahmi," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (2/2).
Ahok, sapaan Basuki, pun sempat menyinggung istilah taman tematik yang notabene adalah program taman yang direalisasikan di Bandung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Menurut Ahok, RPTRA di Jakarta sama sekali berbeda dengan taman tematik tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ahok, ruang publik di Jakarta yang sekarang jumlahnya baru ada sekitar 10 lebih tersebut berfungsi lebih kepada sarana untuk saling mengenal, peduli, serta memperhatikan warga-warganya.
Definisi taman pun menurut Ahok belum tentu layak untuk anak-anak dan itu bisa membuat orang tua enggan mendatangi taman-taman itu. Oleh karenanya dia memilih membuat ruang publik dan menamakannya ruang terbuka ramah anak agar tak hanya orang tua yang bisa mendatanginya melainkan anak-anak pun bisa bermain dengan aman.
"Saya tak tahu apakah di bayangan kalian itu RPTRA hanya sekadar memenuhi Undang-Undang Pertamanan atau bagaimana, tapi itu bukan. Jika orang tua suka ke sana maka itu pasti ramah anak tapi jika itu tak ramah anak orang tua belum tentu mau ke sana" katanya.
"Saya ingin dari kakek nenek yang sudah mau meninggal hingga cucu dan cicitnya bisa kumpul bersama di RPTRA."
Sebelumnya di tahun 2016 ini Ahok baru meresmikan dua RPTRA, yaitu di kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, yaitu di Bintaro dan Petojo.
Sementara pada 2015, Pemprov DKI telah meresmikan sepuluh RPTRA, yaitu di Cideng, Kembangan Utara, Gandaria Selatan, Sungai Bambu Utara, Cililitan, Pulau Untung Jawa, Sunter Jaya, Meruya Utara, Karet Tengsin, dan Bintaro.
(obs)