BNPT Siapkan Penjara Khusus Kegiatan Deradikalisasi di Sentul

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2016 14:10 WIB
Gagasan pembangunan penjara khusus ini muncul ketika BNPT mengunjungi beberapa penjara beberapa waktu silam.
Kepala BNPT Saud Usman ketika memberikan keterangan usai rapat koordinasi di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution menyatakan pihaknya tengah menyiapkan penjara khusus untuk kegiatan deradikalisasi, terutama bagi narapidana kasus terorisme yang telah kooperatif. Penjara khusus yang dibangun di Sentul, Jawa Barat, tersebut akan berisi 48 sel.

"Khusus untuk di Sentul, kami sudah bangun penjara khusus kegiatan deradikalisasi. Artinya, kepada (narapidana) yang sudah kooperatif kami kumpulkan di sana untuk proses pembelajaran, untuk memberikan pemahaman kepada mereka, sekaligus digunakan untuk berbagai pihak dalam kegiatan penelitian segala macam," ujar Saud dalam acara diskusi di Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Jakarta, Selasa (2/2).

Saud bercerita, gagasan pembangunan penjara khusus ini muncul ketika pihaknya mengunjungi beberapa penjara beberapa waktu silam. Dalam kunjungan tersebut, ia mengaku mendapatkan cerita dan masukan dari para narapidana yang telah kooperatif.

"Mereka merasa terancam oleh rekan-rekannya yang masih radikal dan masih keras, sehingga mereka minta untuk dipindahkan," katanya.

Untuk itu, lanjut Saud, pihaknya berupaya meminta dibuat payung hukum agar bisa memindahkan para narapidana kasus terorisme yang telah kooperatif ini ke Sentul. Menurutnya, dengan legalitas formal, maka bisa diatur lapas itu nantinya akan menjadi lapas cabang mana dan siapa saja personel yang berwenang mengawal lapas.

"Itu bukan kami, tapi dari Kementerian Hukum dan HAM, dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (PAS) dan lainnya," ujarnya.

Saud mengaku akan mengupayakan agar persiapan lapas ini bisa dilakukan secepatnya, karena saat ini di 47 lapas yang tersebar di 17 provinsi sudah terlalu penuh (overcapacity). Ia berpendapat, jika dipindahkan ke penjara Sentul yang terdapat 48 kamar, maka bisa mengurangi sedikit beban lapas-lapas yang sudah penuh sesak tersebut.

"Kalau dipindahkan, di sana (penjara Sentul) kan ada 48 kamar. Kalau kita taruh saja sekamar dua orang, berarti sudah meringankan, sekitar 96 orang masuk sana. Berarti yang lain sudah berkurang, sehingga ini kami upayakan merupakan salah satu upaya dalam rangka kegiatan deradikalisasi, mengantsipasi yang sudah kooperatif ini jangan lagi radikal," katanya.

Saud mengatakan, BNPT telah berkoordinasi dengan pemerintah dan telah memaparkan mengenai persiapan penjara Sentul ini kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat terbatas. Ia pun menyampaikan komitmennya agar para narapidana yang telah kooperatif ini jangan sampai membuat 'kelompok teroris' baru lagi sesampainya di penjara khusus.

"Makanya, kami harapkan petugas yang di sana juga sudah betul-betul mempunyai kemampuan khusus dan, paling tidak, yang disana kita akan lihat apakah ada potensi untuk radikal lagi atau sudah kooperatif untuk baik. Karena itu, kami akan kunjungi rutin tiap bulan, jadi kami sudah bisa assessment untuk mengetahui kondisi mereka," ujarnya.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER