Jakarta, CNN Indonesia -- Lurah Pejagalan Maskur mengklaim sosialisasi pada warga Kalijodo perihal rencana penggusuran sudah dilakukan selama ini. Pertemuan dengan perwakilan warga dianggap sebagai bentuk sosialisasi yang diperkuat dengan banyaknya pemberitaan di media massa.
Menurut Maskur, dengan adanya pemberitaan yang massif dan pertemuan dengan perwakilan warga, sosialisasi sudah dilakukan secara optimal sampai saat ini. Pertemuan dengan semua ketua RT dan RW Kalijodo juga diklaim sudah dilakukan oleh Keluruhan Pejagalan yang membawahi kawasan Kalijodo.
"Sudah kami sampaikan, di media juga sudah ada pemberitaan dari awal. Pemberitahuan sudah disampaikan. Di media juga sudah ada, saya rasa itu sama saja yang namanya sosialisasi kan bagaimana caranya agar ketahuan (rencana penggusuran)," kata Maskur saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).
Sebelumnya perwakilan warga Kalijodo menyatakan bahwa belum ada sosialisasi sama sekali. Tokoh masyarakat Kalijodo Abdul Aziz alias Daeng Aziz memperatanyakan recana penggusuran tanpa disertai sosialisasi ini.
Selain Aziz, Ketua Rukun Warga 05 Kalijodo Kunarso Suro Hadi Wijoyo juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, pemberitahuan rencana penggusuran Kalijodo baru disampaikan melalui beberapa pamflet yang dipasang di rumah-rumah warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ada sosialisasi, kemarin ada selebaran pamflet," kata Kunarso di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (15/2) kemarin.
Pendataan Warga
Sebagai bentuk tindak lanjut rencana penggusuran, Keluarahan Pejagalan saat ini masih mendata untuk mengetahui berapa warga yang menghuni kawasan Kalijodo. Hingga saat ini, menurut Maskur, baru ada puluhan warga yang mendaftarkan diri untuk bersedia dipindahkan ke rumah susun.
Sebelumnya, dikabarkan ada 600 KK di Kalijodo yang tercatat tidak memiliki KTP. Namun, Maskur membantah hal tersebut. Ia mengaku bahwa perhitungan jumlah warga yang hidup di Kalijodo baru dapat diketahui setelah pendataan selesai dilakukan Kelurahan Pejagalan.
(sur)