Istri Raja Yogyakarta Tolak Malioboro Jadi Nama Diskotik

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 24 Feb 2016 15:20 WIB
"Saya sangat tidak menyetujui nama Malioboro digunakan sebagai nama tempat hiburan malam," kata Ratu Hemas kepada wartawan di Jakarta.
Ilustrasi hiburan malam. (kzenon/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang juga merupakan istri dari Sri Sultan Hamengkubuwono X -Gubernur sekaligus Raja di Kesultanan Yogyakarta- gusar dengan pemakaian nama "Malioboro" sebagai tempat hiburan malam. Menurutnya nama Malioboro adalah asma yang bersejarah bagi rakyat dan semua komponen Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saya sangat tidak menyetujui nama Malioboro digunakan sebagai nama tempat hiburan malam," kata Ratu Hemas kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/2).

Di tengah mencuatnya upaya penertiban kawasan prostitusi Kalijodo, Hemas mengaku menerima informasi adanya hotel tempat hiburan malam di kawasan Jakarta Pusat bernama Malioboro.

Senator asal Yogyakarta itu mengaku sangat menyayangkan hal tersebut, sebab nama Malioboro merupakan ikon bagi Yogyakarta yang sakral dan bersejarah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nama Malioboro itu di kenal sebagai tempat bersejarah di Yogyakarta. Tempat hiburan malam lebih baik gunakan nama lain," tegasnya.

Hemas pun menyatakan bakal menggugat tempat hiburan malam yang menggunakan nama Malioboro itu. "Warga Yogyakarta jika mengetahui mungkin akan melakukan hal yang sama yaitu menggugat," kata dia.

Wacana Hiburan malam ibu kota dan Alexis 

Wacana tempat hiburan malam di ibu kota mencuat lantaran kepolisian dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang gencar melakukan penertiban dan penutupan. Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengaku masih menunggu perintah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menindak praktik prostitusi di Hotel Alexis, Pademangan, Jakarta Utara.

"Penindakan (praktik prostitusi Hotel Alexis) bagaimana nanti Pak Gubernur DKI. Kalau beliau (Ahok) sepakat, oke," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (17/2).

Tito juga membenarkan bahwa Hotel Alexis menyediakan jasa prostitusi. Tak hanya itu, Tito juga menyebut beberapa panti pijat yang tersebar di DKI juga menyediakan jasa prostitusi.

"Ada (prostitusi di Hotel Alexis). Di tempat panti pijat juga ada," ujarnya. Tito mengklaim prostitusi yang berlangsung di Hotel Alexis tidak mengganggu seperti yang ada di Kalijodo. Ia menuturkan, praktik prostitusi yang berlangsung di Hotel Alexis berjalan di dalam bangunan yang memiliki izin.

"Alexis itu tidak menggangu seperti daerah itu (Kalijodo), kan dia sendiri, bukan bangunan liar," ujar Tito. Namun Tito menegaskan kepolisian siap jika Ahok sepakat untuk melakukan penindakan praktik prostitusi di hotel tersebut.

Ahok sebelumnya mengatakan salah satu lokasi yang kerap dijadikan praktik prostitusi adalah Hotel Alexis. Menurut dia tak ada yang mampu menghilangkan prostitusi di Indonesia, bahkan praktiknya merambah ke kawasan-kawasan yang terbilang mewah.

"Di Alexis itu lantai tujuhnya surga dunia. Di sana itu surga bukan berada di telapak kaki ibu, melainkan di lantai tujuh," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (16/2).

Ahok mengatakan informasi soal prostitusi di Hotel Alexis ia dapat dari bawahannya yang pernah mengecek langsung ke sana. Namun Pemprov DKI tak punya bukti kuat sehingga sulit untuk menutup tempat itu.

Menurut Ahok, pekerja seks komersial di Hotel Alexis tak seluruhnya berasal dari Jakarta. Sebagian PSK di sana bahkan warga negara asing. "Semua jenis (pelacur) ada di sana. Dari negara ini-itu ada," kata Ahok.
(antara/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER