WAWANCARA EKSKLUSIF

Syamsudin Uba Bantah Bahas ISIS di Masjid Asy Syuhada Jakarta

Abraham Utama, Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 10:25 WIB
Syamsudin Uba mengatakan tak bicara ISIS dalam kajiannya di masjid Jakarta. Dia membahas 'kajian strategis khilafah menguasai dunia menghapus penjajahan.'
Syamsudin Uba mengatakan tak bicara ISIS dalam kajiannya di masjid Jakarta. Dia membahas 'kajian strategis khilafah menguasai dunia menghapus penjajahan.' (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Syamsudin Uba memimpin pertemuan di Masjid Asy Syuhada, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada 14 Februari. Berpakaian serba hitam, dia membawa sendiri jemaatnya dari berbagai daerah di Pulau Jawa yang berjumlah sekitar 100 orang.

Syamsudin bisa menggelar kajian di Masjid Asy Syuhada setelah diundang oleh Rifan Muzamil, pengurus seksi dakwah masjid itu, untuk menjadi khatib di Asy Syuhada. Undangan dilontarkan Rifan setelah mereka berdua berkenalan secara tak sengaja di Islamic Center Bekasi beberapa waktu lalu.

Kepada Rifan, Syamsudin lantas meminta izin untuk membawa jemaahnya sendiri. Rifan tak keberatan. Rifan mengatakan ikut mengundang masyarakat sekitar untuk datang ke kajian yang digelar Syamsudin, namun mayoritas warga tak hadir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alhasil, kajian tentang perbandingan sistem ekonomi, hukum dan tata negara Indonesia dengan negara-negara Islam yang saat itu dibahas di Masjid Asy Syuhada diisi wajah-wajah asing yang tak familier bagi warga Gunung Sahari.

Di kemudian hari, media Australia yang hadir dalam pertemuan di Masjid Asy Syuhada itu memberitakan telah terjadi penyebaran propaganda ISIS di masjid itu.
Syamsudin Uba yang dihubungi melalui sambungan telepon, membantah menyebarkan propaganda ISIS.

"Tema kami jelas, kajian strategis khilafah menguasai dunia menghapus penjajahan. Kami bicara khilafah, tidak bicara ISIS," ujar Syamsudin, Kamis (25/2).

Menurut pria asal Bekasi, ia menggelar kajian hanya di Islamic Center Bekasi, Masjid Asy Syuhada dan Masjid Al-Fataa di Jakarta, serta beberapa masjid lain di ibu kota.

Minggu, 28 Februari ini pun, kata Syamsudin, akan dilakukan lagi pengkajian serupa. Namun dia tak mau menyebutkan di mana lokasinya.
Tahun 2015, Syamsudin Uba beserta dua orang lainnya yang berinisial ZK dan HI ditangkap di Alor, Nusa Tenggara Timur. ZK dan HI berasal dari daerah tersebut.

Mereka ditangkap oleh tim Kepolisian Resor Alor bersama Intel Komando Resor Militer 1622 Alor di Kalabahi pada 31 Juli.

Ketiganya ditangkap lantaran diduga menyebarkan selebaran berisi ajaran ISIS kepada muslim di Kecamatan Pantar Barat. Selain itu, mereka juga diduga memprovokasi umat Islam di Pulau Alor untuk bergabung dengan kelompok mereka lewat video-video yang ditemukan dalam laptop milik Syamsudin.

Syamsudin lalu dilepas karena tak ada cukup bukti.

Polisi menyelidik

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri sedang mendalami dugaan penyebaran propaganda lewat masjid ini. Hingga kini Badrodin belum menerima bagaimana laporan penyelidikan tersebut.

Badrodin juga mengatakan penyebar propaganda ISIS bisa dijerat dengan sanksi pidana.

"Kalau menyebarkan (propaganda ISIS) di masjid-masjid dan komunitas sudah bisa dikategorikan ke dalam hate speech atau ujaran kebencian, meski belum bisa dijerat oleh UU Terorisme yang saat ini masih direvisi," kata dia.

Badrodin menjelaskan propaganda ISIS bisa ditemui dengan mudah setiap hari, terutama melalui video dan media sosial. Namun, kata dia, pemerintah sebenarnya sudah mengantisipasi hal tersebut.

Badrodin mencontohkan, Menteri Komunikasi dan Informatika setiap hari menghapus konten yang berkaitan dengan propaganda ISIS.

"Namun pasti ada juga yang lolos, bisa diunggah, direkam serta digandakan. Akhirnya beredar di masyarakat," ujar Badrodin.
Kepolisian pun telah menemui Ketua Pengurus Masjid Asy Syuhada, Agus Salim. Dia merasa kecolongan dengan kajian di masjidnya yang dipimpin Syamsudin Uba.

"Saya minta ini diklarifikasi. Masjid ini bukan sarang ISIS, bukan tempat perekrutan ISIS. ISIS itu penyalahgunaan simbol agama, tidak manusiawi," kata Agus. (agk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER