Pengurus Masjid: Media Australia Cuma Wawancara Tukang Jahit

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 11:12 WIB
Media Australia menyebut menyaksikan pertemuan rahasia simpatisan ISIS di masjid tersebut. Pengurus masjid berkata, saat itu jemaat berasal dari daerah lain.
Media Australia menyebut menyaksikan pertemuan rahasia simpatisan ISIS di masjid tersebut. Pengurus masjid berkata, saat itu jemaat berasal dari daerah lain. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pengurus Masjid Asy Syuhada, Agus Salim, menilai laporan media Australia ABC yang menyebut masjidnya menyebarkan propaganda Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai berita tak kredibel.

Media Australia, ABC, mengklaim menyaksikan pertemuan rahasia simpatisan ISIS di masjid tersebut. Juru kamera ABC yang seorang warga negara Indonesia memperoleh akses ke pertemuan itu meski sempat mendapat teguran.
Kepada CNNIndonesia.com, Agus mengatakan awak media Australia itu dua kali mendatangi Masjid Asy Syuhada. Pertama saat peristiwa yang dilaporkan terjadi, yakni saat berlangsung kajian tanggal 14 Februari pimpinan Syamsudin Uba.

Saat itu Agus tidak berada di masjid sehingga tidak tahu apa saja yang terjadi. Dia ketika itu mewakili keluarganya dalam acara lamaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedatangan kedua awak media Australia itu ke Masjid Asy Syuhada, kata Agus, terjadi tiga hari sesudah kajian berlangsung.

"Waktu itu ada satu orang asing perempuan dan dua penerjemahnya," kata Agus.

Bertolak belakang dengan kondisi masjid yang ramai pada hari Minggu saat Syamsudin Uba menggelar kajian, saat itu masjid dalam keadaan sepi.

"Dia cuma wawancara Pak Tahmid, tukang jahit yang di samping masjid. Ya dijawab seadanya saja," kata Agus.

Agus meminta pemberitaan yang menyebut masjidnya sebagai tempat propaganda ISIS diklarifikasi. Agus mengatakan jemaat yang menggunakan masjidnya pada 14 Februari bukan jemaatnya, bukan warga sekitar.

Puluhan jemaat tanggal 14 Februari itu, kata Agus, hanya menumpang di masjidnya. Agus pun mengaku kecolongan karena mengizinkan pertemuan tersebut.
Sementara Pengurus Seksi Dakwah Masjid, Rifan Muzamil, mengatakan wartawan yang mendatangi masjid saat sedang terjadi pertemuan, membawa kartu pers yang sudah tidak berlaku.

"Dia juga tidak terus di dalam. Saat ada sesi tanya jawab, dia keluar," kata Rifan.

Oleh sebab itu Rifan menilai pemberitaan ABC tidak utuh karena tak mengikuti seluruh rangkaian acara.

Rifan adalah orang yang menjadi perantara masjid dengan Syamsudin Uba, ustaz yang memimpin pertemuan tersebut. Syamsudin pernah ditangkap polisi tahun lalu karena diduga menyebarkan propaganda ISIS. Namun dia dilepaskan karena tidak cukup bukti.

Rifan mengaku tidak mengenal baik Syamsudin. Saat Syamsudin mengenalkan diri kepada Rifan, Syamsudin mengaku sebagai ustaz biasa.

"Ustaz kan memang dakwah. Masak dilarang? Tidak ada kecurigaan sama sekali," kata Rifan.
(agk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER