Jakarta, CNN Indonesia -- Ida Rozana, salah seorang warga di Dusun Batsudut, Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, mengatakan merasakan guncangan gempa berkekuatan 8,3 skala richter selama lima menit. Saat gempa terjadi, Roza, panggilan Ida Rozana, sedang berada di pasar.
“Saya panik karena gempa. Cukup kuat juga. Lima menit saya rasakan,” kata Roza ketika dihubungi CNN Indonesia, Rabu malam (2/3).
Roza mengatakan, hampir semua orang yang ada di dalam rumah dan bangunan langsung berhamburan keluar begitu gempa terjadi. Satu orang anak Roza dan tiga orang muridnya yang sedang berada di dalam rumah juga berlari keluar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah guncangan gempa berhenti, warga menerima informasi bahwa menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berpotensi tsunami. Roza dan seluruh warga di lingkungannya langsung berhamburan ke arah bukit.
Bukit Siroro di Muara Siberut, Siberut Selatan, mereka anggap sebagai lokasi yang aman. “Jarak bukit ini dari rumah saya cuma 200 meter. Rumah kami semua memang sangat dekat dengan pantai,” ujar perempuan kelahiran 16 Maret 1979 ini.
Roza menjelaskan, 30 menit setelah gempa, ada pengumuman dari masjid bahwa gempa yang baru saja terjadi berpotensi tsunami. Pengumuman di masjid juga mengimbau warga untuk mengevakuasi diri ke tempat yang tinggi.
“Kondisi saat ini di bawah kami tidak tahu, tapi yang pasti semua orang di lingkungan dekat pantai sudah dikosongkan,” kata Roza yang berprofesi sebagai Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Negeri 1 Siberut Selatan.
(rdk)