Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Jaya Murjaya, menyatakan peringatan tsunami di Sumatera Barat belum berakhir.
Jaya berkata, standar operasional prosedur BMKG mengatur, peringatan tersebut akan dievaluasi dua jam setelah terjadinya gempa.
"Istilah kami bukan dicabut, tapi diakhiri. Sejauh ini, BMKG belum mengakhiri peringatan itu," ujar Jaya kepada
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (2/3) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaya memaparkan, personel BMKG akan terus mengawasi alat pemantau tsunami. Alat tersebut, menurutnya, lebih akurat dibandingkan pemantauan visual di lapangan.
"Secara scientific, alat itu dapat mengetahui kenaikan air laut, lima atau sepuluh sentimeter. Kalau pantauan mata di lapangan, apalagi malam seperti ini, kenaikan air laut tidak akan terlihat jelas," tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika merilis data, pada pukul 19.41 WIB terjadi gempa bumi berkekuatan 8,3 skala richter. Pusat gempa berada di 682 kilometer barat daya Kepulauan Mentawai di kedalaman 10 kilometer.
Enam detik kemudian, BMKG mencatat gempa berkekuatan 7,8 skala richter terjadi di 636 kilometer barat daya Kepulauan Mentawai.
Jaya berkata, berdasarkan informasi yang ia peroleh dari lapangan, gempa bumi tidak menyebabkan kerusakan di kota Padang. Hingga pukul 22.00 WIB, tsunami pun tidak terjadi.
(abm)