Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli meminta jajaran Pemerintah Kabupaten Bungo mendalami aktivitas sejumlah perusahaan kelapa sawit yang ia duga menyebabkan 260 kepala keluarga di Desa Batu Kerbau mengungsi akibat banjir.
Zumi berjanji, ia tidak akan tinggal diam terhadap perusahaan-perusahaan yang kegiatannya merugikan masyarakat.
"Untuk masalah banjir bandang ini, memang ada indikasi disebabkan oleh aktivitas perusahaan sawit. Sebab itu saya minta kepada pemkab untuk mengkaji," ujarnya di Jambi, Jumat (4/3), seperti dikutip
Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zumi menuturkan, jika jajarannya menemukan indikasi kuat bahwa perusahaan kelapa sawit telah merusak lingkungan, ia akan segera melaporkan temuan itu ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.
"Banjir ini tidak bisa dianggap remeh. Kami menunggu laporan dari kabupaten dulu. Setelah itu, kami akan pelajari dan laporkan ke Ibu Menteri," kata Zumi yang sebelumnya meniti karier di dunia pertelevisian itu.
Mantan Bupati Tanjung Jabung Timur itu mengatakan, ia juga akan memeriksa perizinan beberapa perusahaan kelapa sawit di Bungo. Menurutnya, pencabutan izin hanya dapat dilakukan oleh pejabat yang memberikan lampu hijau kepada korporasi.
24 Februari lalu, banjir bandang menghanyutkan 18 rumah dan merendam ratusan rumah lainnya di Desa Batu Kerbau. Banjir itu dilaporkan merusak tiga jembatan gantung, dua bangunan sekolah dan lahan pertanian.
Menurut penelusuran, banjir terjadi karena kritisnya lahan resapan air di daerah hulu Sungai Pelapat. Akibatnya, ketika hujan lebat turun di desa tersebut, anak Sungai Batanghari tidak mampu menampung air dari hulu.
Desa Batu Kerbau berada di dataran tinggi yang dikelilingi perbukitan dan terletak di sebelah Taman Nasional Kerinci Seblat.
Beberapa waktu terakhir, bukti berhutan itu tidak mampu lagi menjalankan fungsi sebagai penyerap air karena hutan telah beralihfungsi menjadi lahan kelapa sawit.
(abm)