Operasi Penangkapan Kelompok Teroris Santoso Diperpanjang

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2016 11:55 WIB
Kapolri Badrodin Haiti memperpanjang Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, untuk memburu pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah.
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memperpanjang Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, untuk memburu pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah. (Antara Foto/Zainuddin MN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memperpanjang Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, untuk memburu pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah.

"Operasi Tinombala diperpanjang dua bulan," ujar Badrodin di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis (10/3).

Dia belum bisa memastikan apakah operasi ini akan melibatkan Kopassus Tentara Nasional Indonesia. Badrodin hanya mengatakan pihaknya telah meminta bantuan Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo untuk membantunya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga tidak mempermasalahkan jika pemerintah kelak memilih untuk mengerahkan pasukan militer dalam operasi ini.
"Kan selama ini sudah di-back-up di Camar Maleo IV," kata Badrodin. Camar Maleo adalah operasi perburuan Santoso yang dilangsungkan sebanyak empat jilid sepanjang 2015 lalu.

Selama dua bulan ke depan, kata dia, Polri berfokus mengejar Santoso dan menyelesaikan kasus-kasus teroris yang belum tuntas. Kasus terakhir yang terjadi adalah serangan di kawasan Thamrin, Jakarta, Januari lalu.

"Kami mengantisipasi sampai tidak ada lagi terorisme," kata Badrodin.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah yang baru saja dilantik, Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi, menyatakan siap memimpin operasi tersebut.
"Saya belum berencana ganti strategi yang sudah ada. Yang pasti saya akan pimpin langsung perburuan Santoso.

"Saya tidak akan di Palu, saya kejar Santoso di manapun dia berada," kata Rudy.

Dia mengatakan jumlah personil yang sudah ada sekarang sebenarnya cukup. Selain itu, belum ada rencana untuk mengganti strategi yang selama ini digunakan.

Bantuan Kopassus, kata Rudy, akan sangat  membantu operasi ini.
"Dibutuhkan memang bantuan TNI.  Presiden sudah bilang operasi harus gabungan. Apalagi medannya seperti itu," kata Rudy.

Dia mengakui kondisi geografis dan hutan belantara memang menyulitkan anggota Kepolisian. Karena itu, Rudy berharap bantuan militer dapat memudahkan perburuan yang tak kunjung berakhir ini.

"Geografis memang menyulitkan anggota kami, makanya kami berlatih dan harus optimistis," kata Rudy. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER