Jakarta, CNN Indonesia -- Massa pengunjuk rasa yang terdiri dari pengemudi angkutan umum telah bergerak dari Balaikota DKI Jakarta ke Istana Negara. Sepanjang perjalanan, mereka menyetop pengemudi angkutan umum yang masih beroperasi mengantar penumpang.
Salah satu sopir taksi Transcab diberhentikan massa yang melintas lantaran tidak ikut aksi demonstrasi. Di dalam taksi terdapat penumpang dua orang, yaitu seorang ibu dan anak perempuannya.
Kedua penumpang itu menangis histeris saat massa menyerang mobil dan supir. Massa meminta supir tersebut memarkir kendaraannya untuk kemudian mengikuti aksi unjuk rasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan anarkis, jangan rusuh," teriak salah seorang pengunjuk rasa yang lain, berusaha meredam serangan.
Selain menyetop taksi yang masih beroperasi, massa juga mencurigai kendaraan pribadi sebagai taksi uber. Mereka mengacungkan kepalan tangan ke arah mobil pribadi sambil berteriak "taksi Uber."
Makmuri, salah satu sopir taksi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat, mengatakan penghentian supir yang masih beroperasi sebagai bentuk dukungan solidaritas.
"Itu sebagai bentuk ajakan solidaritas demo hari ini," kata Makmuri saat ditemui di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (14/3).
Selama perjalanan ke istana, massa meneriakkan yel-yel "Tutup Aplikasi". Menurut Makmuri, angkutan pribadi pelat hitam yang menjalankan operasi taksi Uber dengan menggunakan aplikasi online disebut ilegal.
"Pemerintah harusnya tahu mana yang sah dan enggak. Orang bodoh juga ngerti. Taksi Uber itu enggak mengurangi kemacetan malah tambah macet," katanya.
Pengemudi angkutan umum di DKI Jakarta hari ini menggelar mogok massal. Penghentian operasi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap keberadaan angkutan pelat hitam berbasis aplikasi telepon pintar.
(gil)