Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Penerangan Tentara Republik Indonesia Mayor Jenderal Tatang Sulaiman menyatakan langkah awal yang telah diambil oleh pihak TNI dalam musibah jatuhnya helikopter di Poso adalah mencari dan mengevakuasi para korban.
“Sebanyak 12 orang sudah dapat diidentifikasi dan satu orang atas nama Lettu Cpn Wiradi masih dalam pencarian," kata Tatang di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu malam (20/3).
Tatang mengatakan langkah kedua adalah ke-12 jenazah korban malam ini juga langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Palu untuk mendapatkan identifikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan besok pagi semua korban akan dievakuasi menuju rumah duka masing-masing. Ketiga, TNI masih melaksanakan investigasi dalam rangka mengumpulkan informasi jatuhnya pesawat helikopter itu," ujar Tatang.
Lebih lanjut Tatang mengatakan pihaknya menduga faktor cuaca menjadi penyebab jatuhnya helikopter milik TNI AD di Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Ahad (20/3) petang tadi.
Tatang membenarkan bahwa sekitar pukul 17.55 WITA tadi helikoper jenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171 yang sedang melaksanakan tugas operasi perbantuan kepada Polri jatuh.
"Penyebab kecelakaan sementara diduga faktor cuaca. Namun demikian, hingga saat ini penyebab jatuhnya helikopter tersebut masih dalam penyelidikan," ujar Tatang di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Tatang bercerita, sekitar pukul 17.20 WITA helikopter berangkat dari Desa Napu menuju Poso. Selang 35 menit kemudian, helikopter yang berpenumpang 13 orang jatuh di atas perkebunan di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir.
Sebelumnya, Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno menyatakan seluruh penumpang helikopter TNI Angkatan Darat yang jatuh di Poso Pesisir Selatan, tewas dalam musibah itu.
Salah satu penyebab sementara jatuhnya helikopter itu, menurut Kepala Penerangan Komando Daerah Militer VII/Wirabuana Kolonel I Made Sutia, ialah cuaca buruk.
Sutia mengatakan, tiga belas personel TNI itu sedang menjalankan tugas rutin di Poso terkait Operasi Tinombala bersama Polri. Operasi Tinombala dimulai awal tahun ini, 10 Januari, dan menargetkan menangkap teroris Santoso dalam 60 hari.
Berikut 13 personel TNI yang gugur dalam musibah helikoter tersebut:
1. Kolonel Inf Saiful Anwar (Danrem 132/Tadulako)
2. Kolonel Inf Ontang (BIN)
3. Kolonel Inf Herry (BAIS)
4. Letkol CPM Teddy (Dandenpomad Palu)
5. Mayor Inf Faqih (Kapenrem 132 Tadulako)
6. Kapten dr. Yanto (Demkes Korem132 Tadulako)
7. Prajurit Dua Kiki (ADC Danrem 132 Tadulako)
8. Kapten Cpn Agung (Pilot)
9. Kapten Lettu Cpn Wiradi (Kopilot)
10. Kapten Letda Tito (Kopilot)
11. Sertu Bagus (Mekanik)
12. Serda Karmin (Mekanik)
13. Pratu Bangkit (Avionik)
(obs)