Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menyebutkan telah terjadi baku tembak di Poso, Sulawesi Tengah antara aparat dengan terduga anggota kelompok teroris Santoso, pada Selasa (22/3) ini.
"Untuk diketahui tadi jam 10.00 WITA telah terjadi kontak tembak di Poso," kata Gatot di Pangkalan TNI AU, Halim Perdanakusuma, Selasa (22/3).
Baku tembak terjadi antara aparat penegak hukum dengan terduga anggota kelompok teroris pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Atas kejadian tersebut, ujarnya, dua orang tidak dikenal (OTK) meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini semua adalah hasil dari tim yang lakukan," kata Gatot.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan baku tembak terjadi di sektor IV. Lokasi tersebut berdekatan dengan Napu, daerah di mana didirikan posko pasukan Operasi Tinombala.
"Memang mereka (kelompok Santoso) sudah terkepung di daerah itu," kata Badrodin.
Badrodin mengatakan meskipun kelompok Santoso sudah terkepung di dekat Napu namun dia masih belum bisa memastikan apakah pimpinan mereka, Santoso, juga ada di daerah tersebut.
"Bisa saja pimpinannya tidak ada di tempat itu karena ada tempat-tempat yang lain," ujarnya.
Badrodin mengatakan keberadaan Santoso tidak mudah diprediksi karena kelompok itu membentuk kelompok-kelompok kecil terdiri atas enam sampai tujuh orang.
"Itu yang mereka sebarkan. Kesulitan kami selama ini adalah geografis dan persoalan cuaca," kata Badrodin.
Sementara itu, Gatot mengatakan Operasi Tinombala akan tetap dilaksanakan oleh TNI/Polri.
"TNI/Polri terus melanjutkan Operasi Tinombala dan operasi apapun untuk menjaga keutuhan NKRI."
Gatot menjamin komitmen TNI/Polri bahwa dalam melaksanakan suatu operasi, tidak ada kata korban. Oleh karena itu, dia menjanjikan personel TNI/Polri akan menyelesaikan dengan tuntas apa yang telah menjadi tugas pokok Satgas Operasi Tinombala.
Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan yang digelar oleh TNI/Polri untuk menangkap teroris Santoso alias Abu Wardah, pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Operasi ini dimulai sejak 10 Januari awal tahun ini meneruskan Operasi Camar Maleo yang telah non aktif.
Perburuan Santoso telah berlangsung sepanjang tahun 2015, hingga kini belum juga berakhir.
(pit)