Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan manyatakan akan fokus pada pemerataan dan perluasan kepesertaan. Tahun ini mereka menargetkan 8 juta pekerja jasa kontruksi bergabung menjadi peserta.
"Ini merupakan tantangan berat bagi kami karena jumlah mereka sangat banyak," kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Santoso di Jakarta.
Ia berharap perusahaan dan pekerja jasa konstruksi yang umumnya tukang bangunan, segera mendaftar menjadi peserta BPJS Ketegakerjaan mengingat risiko pekerjaan mereka cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta BPJS Ketenagakerjaan ini, kata Agus, nantinya akan mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua.
"Jika terjadi kecelakaan kerja, pengobatan akan diberikan tanpa
limit. Jika tak bisa lagi bekerja, akan mendapat pengganti gaji. Jika meninggal, keluarga akan menerima satunan dan anaknya diberi beasiswa," ujar Agus.
Agus mengatakan BPJS Ketenagakerjaan merupakan hak tiap warga negara. "Tugas kami mengupayakan agar masyarakat menggunakan haknya."
Selain pekerja jasa konstruksi, BPJS Ketenagakerjaan juga akan menghimpun sekitar 7,5 juta pekerja dari sektor penerima upah dan 1,3 juta pekerja bukan penerima upah.
Saat ini tercatat peserta BPJS Ketenagakerjaan berjumlah 19,2 juta tenaga kerja. Sejak Januari hingga Maret 2016, BPJS Ketenagakerjaan telah mencairkan dana sekitar Rp3 triliun.
(bag)