Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi mempertimbangkan penetapan tersangka terhadap bekas Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti.
La Nyalla yang juga berstatus Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia diduga terlibat pada kasus dugaan korupsi Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya.
"Memang ada kasus yang kami supervisi, tapi ada juga kasus lain, kalau bicara nama tadi (La Nyalla). Mungkin KPK tidak terlalu lama akan menaikkan kasus itu (ke tingkat penyidikan)," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Jakarta, Selasa (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu lalu, kata Agus, KPK mengirim tim ke Jawa Timur untuk mencari petunjuk dan informasi terkait La Nyalla.
Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif, menuturkan pihaknya mendalami keterlibatan La Nyalla dalam perkara dugaan korupsi Rumah Sakit Unair.
"Ada yang sedang KPK teliti. Dalam proses penelitian ternyata bersinggungan dan beririsan sehingga butuh keterangan tambahan atau barang bukti. Itu yang Unair," kata Laode.
KPK sebelumnya pernah menggali keterangan La Nyalla soal dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan untuk Rumah Sakit Unair pada tahun anggaran 2010.
Pada 11 Maret 2015, dia dimintai keterangan terkait proses pemenangan lelang rumah sakit tersebut.
Saat itu, La Nyalla berkata, perusahaannya, PT Airlangga Tama melakukan
joint operation dengan PT Pembangunan Perumahan di Rumah Sakit Unair sejak tahun 2010.
Pekan ini, La Nyalla masuk daftar pencarian orang kepolisian. Status itu muncul menyusul kealpaannya menghadiri tiga panggilan penyidik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur pada kasus dugaan korupsi pembelian saham Bank Jatim senilai Rp5 miliar.
Sumber interpol, menurut pihak Kejaksaan, menyebutkan La Nyalla terbang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Malaysia pada Kamis pekan lalu.
Kepala Bagian Humas Imigrasi, Heru Santoso membenarkan bahwa La Nyalla tercatat pernah singgah ke Malaysia sejak 17 Maret 2015 lalu. Kepergiannya itu dilakukan sehari sebelum diterbitkan surat cegah terhadap Ketua Umum PSSI itu.
"Imigrasi ikut memantau (La Nyalla) dan sama-sama instansi pemerintah lainnya. Siapa pun yang melintas negara Indonesia baik melalui laut, udara, dan darat pasti diketahui dan tercatat," kata Heru saat dihubungi
CNN Indonesia, siang tadi.
(abm/utd)