Kecelakaan Maut, Polisi Gunakan Granat Asli untuk Pembanding

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2016 12:58 WIB
Aparat kepolisian masih menyelidiki penyebab granat meledak saat pelatihan satpam di Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa kemarin.
Ilustrasi. (Thinkstock/John Gomez)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan polisi memang sengaja menggunakan granat asli dalam pelatihan satpam di Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara. Kecelakaan dalam pelatihan itu menewaskan empat orang korban pada Selasa (29/3).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto, Rabu (30/3), mengatakan kegiatan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan granat palsu yang ditemukan oleh masyarakat.

Karena itu, kata dia, polisi ingin menunjukkan agar petugas satpam tidak panik ketika menemukan kedua jenis bahan peledak mematikan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman-teman Brimob di Sultra memberikan contoh untuk pembeda antara barang asli dan tiruan. Inilah yang jadi bahan pertimbangan untuk menggunakan granat asli," kata Agus di Mabes Polri, Jakarta.

Saat ini petugas masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Polri sudah menugaskan petugas profesional untuk pelatihan dan sangat menyesalkan kejadian itu.

"Yang jadi pertanyaan, kenapa profesional lalu meledak, itu kecelakaan. Siapa sih yang ingin musibah? Tidak ada," kata Agus.

Agus menjelaskan, pelatihan tersebut ditujukan untuk sekadar memperlihatkan perbedaan granat asli dan palsu, bukan memberitahu cara mengamankan barang tersebut.

"Karena pengamanan terhadap bahan bahaya atau bahan peledak atau bom itu dilakukan oleh tenaga ahli," kata Agus.

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti saat dihubungi mengatakan, penyelidikan dilakukan oleh tim Divisi Profesi dan Pengamanan Markas Besar Polri (Propam). "Propam ke sana, saya belum dapat hasilnya," ujar Badrodin.

Ketika ditanya mengenai prosedur pelatihan yang seharusnya, Badrodin menyiratkan pelatihan memang harus menggunakan bahan peledak asli seperti yang dilakukan kemarin. "Kalau tidak aktif, granatnya palsu terus bagaimana melatihnya? Namanya pelatihan jadi tidak kenal," ujarnya.

Korban meninggal dunia akibat kejadian ini di antaranya adalah Kaharudin, Jufriady, dan Supriyadi yang merupakan anggota satpam. Sementara anggota Polri yang meninggal adalah Brigadir Haidir dari Brigade Mobil Polda Sutra.

Selain itu, ada pula korban luka delapan orang yang terdiri dari tujuh satpam dan satu polisi.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigadir Jenderal Agung Sabar Santoso menduga instruktur kegiatan ini kurang hati-hati sehingga granat terlepas dari tangan. Dugaan ini diperoleh dari keterangan saksi-saksi di lokasi.

"Karena granat jatuh dari pegangan instruktur kemudian meledak," kata Agung. (rdk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER