Komnas HAM: Autopsi Jenazah Siyono Bermanfaat bagi Pemerintah

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 01 Apr 2016 14:14 WIB
Komisioner Komnas HAM Manager Nasution alasan Komnas HAM melakukan autopsi terhadap jasad Siyono adalah memenuhi permintaan keluarga.
Komisioner Komnas HAM Manager Nasution mengatakan autopsi jasad terduga teroris Siyono (34) akan bermanfaat terhadap pemerintah dan membuka titik terang atas kasus ini. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Manager Nasution mengatakan autopsi terhadap jasad terduga teroris Siyono (34) akan bermanfaat terhadap pemerintah dan membuka titik terang atas kasus ini.

"Manfaatnya kalau hasilnya ternyata (Siyono) mati wajar maka nama negara dan organnya akan bersih," kata Manager dalam konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (1/4).

Sebaliknya, Manager menuturkan jika hasil autopsi membuktikan terjadi penganiayaan terhadap Siyono oleh oknum anggota Densus 88 Antiteror, maka akan memudahkan Komnas HAM dalam mengeluarkan rekomendasi atas kasus ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manager menjelaskan, alasan Komnas HAM melakukan autopsi terhadap jasad Siyono adalah memenuhi permintaan keluarga. Menurutnya, autopsi merupakan hak dari keluarga untuk mengetahui penyebab meninggalnya Siyono.

Selain itu, kata dia, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun sudah mempersilakan pihak-pihak yang mau melakukan autopsi terhadap jasad Siyono.

Sementara, Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simajuntak mengungkapkan tim forensik yang dibentuk pihaknya, akan segera melakukan autopsi terhadap jasad Siyono.

"Autopsi akan segera dilaksanakan Komnas HAM dan Muhammadiyah dalam waktu dekat ini. Kami tidak dapat memberi tahu waktunya karena faktor keamanan," kata Dahnil.

Dahnil juga mengungkapkan, Muhammadiyah siap menanggung keluarga Siyono dalam melanjutkan hidup menyusul permintaan dari pihak Desa Pogung, Klaten, Jawa Tengah.

Dahnil menuturkan Kepala Desa Pogung Djoko Widoyono telah bertemu dengannya dan mengutarakan tiga poin yang disebut merupakan permintaan dari warga.

Pertama, kata dia, warga tidak ingin dilakukan autopsi terhadap jasad Siyono. Kedua, kalaupun dilakukan autopsi warga ingin agar tidak dilakukan di desa. Ketiga, setelah dilakukan autopsi, maka jenazah Siyono tidak boleh dikembalikan ke desa.

"Artinya tidak boleh dikuburkan kembali ke desa. Dan seluruh keluarga Siyono harus keluar dari desa," kata Dahnil.

Permintaan itu, menurut kepala desa, kata Dahnil, sudah menjadi keputusan desa dan tidak dapat ditinjau ulang.

Dahnil menambahkan, meski meragukan permintaan tersebut, pihaknya menghormati apa yang disampaikan kepala desa. Permintaan warga tersebut kata dia juga sudah disampaikan kepada Suratmi, istri Siyono.

"Jawabnya begini, saya sedang mencari keadilan dan saya menitip usaha saya kepada Muhammadiyah. Kalaupun dalam usaha saya, saya harus terusir, bumi Allah itu luas," ujar Dahnil menirukan ucapan Suratmi kepadanya.

Dahnil menegaskan, Suratmi dan keluaraga Siyono bukan merupakan kader Muhammadiyah. Upaya autopsi terhadap jasad Siyono, menurutnya murni untuk mendampingi Suratmi dalam mencari keadilan atas kematian suaminya.

"Keluarga Siyono dan Bu Suratmi bukan kader dan keluarga Muhammadiyah. Kami mendampingi Bu Suratmi mencari keadilan," kata Dahnil. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER