Bertemu Kapolri, Muhammadiyah Jelaskan Alasan Autopsi Siyono

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 04 Apr 2016 14:51 WIB
Pertemuan Kapolri dan pimpinan Muhammadiyah berlangsung 2,5 jam membahas soal autopsi jenazah terduga teroris, Siyono.
Pertemuan Kapolri dan pimpinan Muhammadiyah berlangsung 2,5 jam membahas soal autopsi jenazah terduga teroris, Siyono. (CNN Indonesia/Rinaldy Sofwan Fakhrana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertemu dengan Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti dan para pejabat di kepolisian hari ini. PP Muhammadiyah menjelaskan alasan mengautopsi jenazah Siyono, terduga teroris yang menginggal dengan tidak wajar.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan autopsi dalam rangka melaksanakan tanggungjawab kemanusiaan yang merupakan salah satu tugas organisasinya.

“Muhammadiyah menyampaikan bahwa kami terbiasa menerima pengaduan masyarakat, termasuk yang terakhir dari keluarga Siyono. Artinya bahwa ketika kami menerima pengaduan itu bagian peran kemasyarakatan dan juga peran kemanusiaan, itu kami jelaskan," kata Haedar di Mabes Polri, Jakarta (4/4).
Menurut Haedar, pertemuan antara pimpinan Muhammadiyah dan kepolisian berlangsung sejak 11.00 WIB pagi tadi hingga sekira 13.30 WIB. Dalam pertemuan itu, Muhammadiyah juga mengatakan pihaknya menghormati tugas kepolisian dalam memberantasan terorisme.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Muhammadiyah sebatas melakukan tugas-tugas kemanusiaan, menyantuni orang yang merasa punya masalah, juga advokasi hukum."

Menurut Haedar, PP Muhammadiyah hanya menjalankan tugas yang dipercayakan oleh Komnas HAM untuk mengautopsi Siyono. Bahkan, di antara tim dokter itu juga ada dokter forensik dari Kepolisian.
"Saya pikir bagi kita semua ini pelajaran penting. Pertama, autopsi yang semula dianggap sebagai hal yang akan menimbulkan keramaian di bawah ternyata tidak terjadi karena pihak Kepolisian memahami dan bergabung," kata Haedar.

Dia juga mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolri sebelum melakukan autopsi. Karena itu, menurutnya, tidak ada persoalan apa-apa antara Muhammadiyah dan Polri.

Sementara itu, kesimpulan autopsi itu belum bisa disampaikan. Sebagaimana sebelumnya diberitakan, kesimpulan itu mesti menunggu hasil laboratorium yang baru bisa didapatkan sekitar 10 hari lagi.
CNNIndonesia.com belum berhasil menghubungi Badrodin untuk bertanya terkait pertemuan ini. Namun, kata Haedar, sang Jenderal menanggapi baik kedatangannya.

"Alhamdulillah respons Kapolri cukup bagus, pertama meningkatkan kerja sama dengan Muhammadiyah, saling pengertian. Kedua, respons sangat positif bahwa kami akan, di satu pihak, terus melakukan langkah-langkah hukum menelitik seberapa jauh ada penyimpangan atau kekeliruan prosedur di lingkungan internal sendiri," ujarnya. (yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER