Jakarta, CNN Indonesia -- TNI Angkatan Udara menggelar upacara serah terima jabatan Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (12/4).
Pemegang jabatan tersebut berpindah dari Marsekal Pertama Umar Sugeng Hariyono ke Kolonel Sri Mulyo Handoko.
Handoko sebelumnya bertugas sebagai Perwira Pembantu Pembinaan dan Pendidikan Assisten Personel KSAU. Sementara itu, Umar akan menjalani tugas baru sebagai Wakil Asisten Operasi KSAU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pemimpin upacara serah terima jabatan, Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I, Marsekal Muda Yuyu Sutisna berkata, otoritas Halim harus mampu menghadapi berbagai tantangan.
Menurutnya, Halim memiliki peran penting dan strategis sebagai pangkalan udara militer yang berada di ibu kota negara.
"Sebagai pintu gerbang pertama bagi tamu VVIP, VIP dan lainnya, Lanud Halim menghadapi tantangan tersendiri," tutur Yuyu.
Penerbangan Komersial Tak BertambahYuyu menuturkan, tidak hanya menjadi zona militer dan pintu gerbang tamu negara, Lanud Halim juga berperan besar dalam penanggulangan bencana di Indonesia.
Alasannya, kata Yuyu, sejumlah pesawat angkut TNI AU ditempatkan di Halim. "Indonesia sering mengalami bencana sehingga sangat memerlukan pesawat angkut. Itu yang jadi perhatian saya terhadap Halim," tuturnya.
Halim merupakan markas Skadron Udara 2 dan Skadron Udara 31. Dua skadron itu mengoperasikan pesawat angkut. Selain itu, dua skadron udara khusus pejabat tinggi negara, yakni Skadron Udara 17 dan Skadron Udara 45, juga berada di Halim.
"Jadi banyak yang di sini, sehingga Halim menuntut kesiapan yang tinggi," kata Yuyu.
Yuyu berharap, pemerintah tidak menambah jam penerbangan komersial di Halim. Untuk mendukung kesiapan Lanud Halim, menurutnya, jam terbang Bandara Soekarno-Hatta juga sepatutnya tidak diperbanyak.
"Dulu penerbangan komersial dipindahkan ke sini untuk mengurangi beban di Soetta. Jadi Soetta jangan ditambah lagi. Itu tudak akan menyelesaikan masalah," ucap Yuyu.
(abm)