Tak Penuhi Panggilan Polisi, Hasnaeni Beralasan Pindah Alamat

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 18:24 WIB
Kuasa hukum Hasnaeni, Budi Setiawan mengatakan kliennya telah memenuhi panggilan pertama polisi sejak Desember 2014.
Bakal calon gubernur DKI Jakarta Hasnaeni dua kali tak hadir memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus penipuan dan penggelapan. (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon gubernur DKI Jakarta Hasnaeni dua kali tak hadir memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus penipuan dan penggelapan yang melibatkan dirinya.

Kuasa hukum Hasnaeni, Budi Setiawan mengatakan, kliennya tak hadir karena surat panggilan itu ditujukan ke alamat rumahnya yang lama.

"Bu Hasnaeni tidak menerima surat panggilan karena surat itu sampainya ke Lebak Bulus. Sementara ibu sudah pindah ke Kemang, jadi sama sekali tidak terima suratnya," ujar Budi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi hari ini sengaja datang ke Polda Metro Jaya untuk menjelaskan ketidakhadiran kliennya itu pada polisi. Ia khawatir si wanita emas, sapaan Hasnaeni, disebut tak kooperatif atau tak taat hukum karena tidak memenuhi panggilan polisi.

Hasnaeni, kata dia, telah memenuhi panggilan pertama polisi sejak Desember 2014. Panggilan ini dilayangkan satu bulan setelah polisi menerima laporan dari Abu Arief M Hasibuan pada November 2014.

"Panggilan pertama itu sebenarnya sudah hadir terus masuk berita acara pemeriksaan. Selanjutnya kami tidak tahu kalau ada panggilan lagi," katanya.

Surat panggilan selanjutnya dilayangkan pada Juli dan Oktober 2015. Namun karena telah pindah alamat, Budi mengaku kliennya itu sama sekali tak mengetahui adanya surat panggilan tersebut.

Budi mengakui kliennya itu berteman dengan Arifin Abas Hutasuhut yang mengenalkan Hasnaeni dengan pelapor yakni Abu Arief Hasibuan. Menurutnya, perkenalan itu hanyalah pertemanan biasa tanpa ada hubungan bisnis apapun.

Ia pun membantah jika mencuatnya kasus ini untuk menjatuhkan nama Hasnaeni yang akan mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Saya rasa enggak ada hubungannya. Cuma kebetulan aja waktunya bertepatan dengan pilgub, jadi seakan-akan ibu ini sedang digoyang masalah," tuturnya.

Kasus ini bermula ketika Abu Arief sebagai Direktur Utama PT Trikora Cipta Jaya dikenalkan dengan Hasnaeni melalui Arifin Abas Hutasuhut untuk mengurus sanggahan banding proyek pembangunan dua ruas jalan di Jayapura pada akhir Mei 2014.

Arifin Abas membuat surat perjanjian untuk mengurus sanggahan banding yang ditandatangani Abu Arief dan Hasnaeni. Wanita emas itu meminta Abu Arief membayarkan enam unit 'iphone' senilai Rp30 juta dan menyerahkan cek BRI senilai Rp500 juta kepada Hasnaeni.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti mengatakan, polisi telah melayangkan dua kali panggilan pada Hasnaeni. Namun perempuan yang akrab disapa 'wanita emas' itu tak pernah hadir.

"Kemarin dia sudah klarifikasi katanya selama ini tidak pernah menerima panggilan karena alamat suratnya tidak sesuai. Besok Jumat dia janji akan hadir dan akan kami dalami hasilnya," ujar Khrisna di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/4). (bag/bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER