Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Tito Karnavian mengatakan kelompok teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, mulai kehabisan logisitik yang berakibat semakin melemahnya kekuatan mereka.
"Kontak senjata antara aparat dan kelompok Santoso dua minggu yang lalu mengakibatkan jalur logistik kelompok Santoso terputus," kata Tito ditemui usai upacara HUT ke-64 Kopassus, Jakarta, seperti diberitakan Antara, Sabtu (16/4).
Dia mengatakan pihaknya juga menangkap dua anggota kelompok Santoso yang turun gunung untuk memenuhi kebutuhan logisitik mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BNPT memperkirakan anggota Santoso semula berjumlah 41 orang, kini tinggal 27 orang termasuk dua perempuan di dalamnya.
Dalam operasi tersebut, Tito mengatakan masyarakat juga turut mendukung.
"Kami juga didukung masyarakat karena masyarakat tidak mendukung mereka," ucapnya.
Polri kata Tito juga akan memberi bonus pada personelnya yang berhasil menangkap Santoso. Mengutip pernyataan Kapolri Badrodin Haiti, bonus tersebut bisa dengan kenaikan pangkat luar biasa atau beasiswa.
"Itu untuk meningkatkan semangat anggota yang bertugas di sana," kata dia.
Dua anak buah Santoso yang ditangkap Kapolda Sulawesi Tengah Jumat (15/4) menambah panjang daftar pencarian orang yang berhasil ditemukan.
Hingga saat ini tercatat sudah 14 orang anak buah gembong teroris Santoso ditangkap petugas yang tergabung dalam Operasi Tinombala.
Dua orang anak buah Santoso yang tertangkap tadi siang adalah I dan F. I bergabung dengan Santoso sejak 2013, sementara F bergabung 2015.
"Mereka masuk dalam 29 daftar pencarian orang (DPO)," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto, penangkapan dilakukan sekitar pukul 11.30 di sekitar Poso pesisir. Mereka ditangkap tanpa perlawanan saat mencari makan di pemukiman warga di Desa Padalembara.
Kondisi kedua anak buah Santoso itu kelaparan dan tanpa senjata, Namun, mereka membawa beberapa barang bukti. Barang bukti yang diamankan termasuk bom lontong dan botol spiritus. Mereka juga membawa rantang berisi bubuk putih.
Bubuk itu diduga merupakan bahan peledak. I dan F juga membawa dua pisau kecil, satu parang, satu senter, charger ponsel, baterai, semuanya di dalam satu tas ransel.
Keduanya diinterogasi di salah satu ruang laborotorium lapangan oleh tim Operasi Tinombala dari Polri dan TNI. I dan F tidak termasuk 10 dari 14 anak buah Santoso yang tewas karena melawan saat ditangkap.
Sebelumnya Polda Sulteng mengumumkan 31 nama buronan, termasuk Santoso yang jadi pimpinan kelompok bersenjata di Pegunungan Biru, Poso. Nama-nama tersebut termasuk tiga orang wanita yang merupakan istri Santoso dan dua istri tangan kanannya, Basri dan Ali Kalora.
(antara)