Pemerintah: WNI Sandera Abu Sayyaf dalam Kondisi Baik

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Apr 2016 20:36 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, tidak satupun warga Indonesia yang disandera Abu Sayyaf tewas.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, tidak satupun warga Indonesia yang disandera Abu Sayyaf tewas. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan 14 warga Indonesia yang disandera kelompok sipil bersenjata di Fiipina saat ini berada dalam kondisi fisik yang baik.

Retno berkata, ia memperoleh informasi tersebut saat menjalankan kunjungan kenegaraan di Belanda.

"Terakhir percakapan saya dengan Menlu Filipina, WNI dalam keadaan baik," ujar Retno di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (23/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno berkata, pemerintah Indonesia masih berkomunikasi intensif dengan otoritas Filipina. Kedua pemerintah, kata dia, terus memilih cara pembebasan sandera terbaik, melalui negosiasi atau dengan cara lainnya.
Retno membantah kabar yang menyebut WNI sandera Abu Sayyaf tewas.

Sebelumnya, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pemerintah akan terus memonitor perkembangan pembayaran tebusan terhadap para warga Indonesia yang disandera Abu Sayyaf.

Luhut berkata PT Patria Maritime Line, sebagai perusahaan tempat para WNI itu bekerja, akan membayar tebusan senilai 50 juta peso atau sekitar Rp15 miliar.

"Tebusan untuk 10 orang itu sedang difinalisasi oleh perusahaan. Ditunggu saja," kata Luhut setelah memberi kuliah umum di Universitas Indonesia, Rabu (20/4).

Sepuluh WNI yang disandera Abu Sayyaf merupakan awak kapal Anand 12 dan Brahma 12. Saat diculik, mereka sedang membawa tujuh ribu ton batu bara dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina.
Berdasarkan catatan, dua kapal itu bertolak pada 15 Maret dan kemudian dibajak Abu Sayyaf di perairan Sulu pada 27 Maret lalu.

Selain sepuluh sandera itu, empat WNI lainnya juga disandera sebuah kelompok bersenjata di Filipina. Kejadian itu disebut terjadi 15 April lalu.

Empat WNI itu adalah awak kapal tunda TB Henry dan tongkang Crista. Kapal mereka dibajak dalam pelayaran dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara.

Pemerintah saat ini masih mengkaji penyanderaan yang dilakukan terhadap empat WNI itu, berkaitan dengan kepentingan politik tertentu atau bermotifkan uang.
(abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER