Iri soal Dana Bantuan, Dua Distrik di Papua Saling Serang

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Minggu, 24 Apr 2016 14:15 WIB
Akibat konflik tersebut, dua orang dikabarkan tewas. Petugas keamanan sulit menjangkau dua distrik tersebut karena medan yang terjal.
Ilustrasi konflik sosial di Papua. (REUTERS/Muhammad Yamin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konflik sosial pecah di Kabupaten Tolikara, Papua sejak 9 hingga 18 April ini. Dua orang dikabarkan tewas. Kerusuhan berpotensi bisa terus berlanjut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tolikara, Feri Kagoya, Minggu (24/4) mengatakan, konflik terjadi di distrik Gika dan Panaga. Menurut Feri, perpecahan diakibatkan oleh kecemburuan dalam pembagian dana bantuan yang dinilai tidak adil antardistrik.

Selain dua korban tewas, konflik juga mengakibatkan kerusakan pada ratusan bangunan di kedua distrik.

"Mengantisipasi konflik susulan, warga mengungsi ke distrik tetangga seperti Umagi dan Kembu," kata Feri kepada CNN Indonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas keamanan menurutnya kesulitan menjangkau lokasi tersebut karena medan yang berat dan terjal menuju kedua distrik itu.

"Susah bertahan di sana. Pesawat juga sulit, dan dari pesawat mesti jalan kaki lewat medan terjal," kata Feri.

Feri menjelaskan, dana bantuan yang dipermasalahkan adalah dana respect dari pemerintah provinsi untuk pemberdayaan masyarakat. Konflik terpicu karena warga distrik Gika merasa dirugikan.

"Akhirnya terjadi baku serang," kata Feri.

Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihak BNPB telah meminta bantuan dan sudah dilakukan upaya perdamaian. Namun potensi konflik masih tinggi karena ada dendam antara kedua pihak.

"BPBD dan Pemerintah Daerah telah melakukan penanganan darurat, namun APBD Tolikara yang terbatas membuat bantuan tersendat," ujarnya.

Menurut data BNPB, kerugian materi meliputi 95 unit rumah yang terbakar. Selain itu, terjadi juga kerusakan pertanian, penjarahan ternak dan kehilangan harta benda.

"Kerugian keseluruhan masih dalam penghitungan," kata Sutopo. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER