Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan meminta polemik uang tebusan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf tak perlu dipermasalahkan. Menurutnya, ditebus atau tidak pemerintah harus diapresiasi karena berhasil membawa para sandera pulang ke Tanah Air.
"Soal cara kan banyak. Jadi kami apresiasi sandera bisa bebas cepat, itu prestasi tersendiri. Karena Banyak sandera yang ditebus tapi tetap dibunuh," ujar Zulkifli Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/5).
Menurut Ketua Umum PAN itu bahwa yang paling penting saat ini ialah pemerintah fokus membebaskan 4 WNI lain yang masih disandera. Pembebasan 10 WNI harus jadi acuan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkifli enggan mengomentari pernyataan lembaga yang mengklaim bekerja menyelamatkan WNI yang disandera. "Ya saya katakan tadi ini (soal) apresiasi. Peran aparat keamanan dan intelijen," ucapnya.
Sebelumnya, Tim Komunikasi Surya Paloh mengklaim berjasa membebaskan 10 WNI sanderaan Abu Sayyaf. Staf Khusus Surya Paloh bidang komunikasi Charles Meikyansah menjelaskan usaha dan proses pembebasan dilakukan timnya sejak 4 April lalu.
Tim Kemanusiaan Surya Paloh merupakan gabungan dari Yayasan Sukma, kelompok Media Group dan Fraksi Partai NasDem DPR. Yayasan Sukma merupakan lembaga kemanusiaan pimpinan Ahmad Baidowi dan Samsul Rizall Panggabean. Sedangkan Fraksi Partai Nasdem DPR diwakili oleh Victor Laiskodat dan Supiadin.
Berdasarkan informasi terakhir TNI, keempat sanderaan Abu Sayyaf diperkirakan berada di Provinsi Tawi-Tawi, Filipina. Mereka disandera 15 April. Mereka ialah awak kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Crista yang dibajak dalam perjalanan dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara.
Sementara itu, 10 sandera Abu Sayyaf yang telah dibebaskan tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu sekitar pukul 23.30 WIB. Mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Para sandera datang dengan menggunakan pesawat jet berukuran kecil yang terdapat logo media cetak Victoria News dan logo Partai NasDem.
Penyanderaan 10 WNI oleh Abu Sayyaf dengan menahan kapal Brahma-12 telah berlangsung sejak 27 Maret lalu di perairan Filipina. Abu Sayyaf meminta uang tebusan sebesar Rp14 miliar sebagai syarat pembebasan sandera.
(obs)