Jakarta, CNN Indonesia -- Pedulang emas tradisional di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, disebut Kepolisian, mencoba memasuki kawasan operasional PT Freeport Indonesia karena sungai yang biasa membawa material tailing kering.
Ketika dikonfirmasi, Minggu (15/5), Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama, mengatakan pihaknya sudah menerima kabar tersebut. Walau demikian, dia belum bisa memberikan informasi detail mengenai peristiwa itu.
"Iya, saya dengar begitu, tapi saat ini masih diinvestigasi. Kami masih menunggu informasi selanjutnya," kata Riza melalui sambungan telepon kepada
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riza tidak bisa berbicara banyak mengenai hal ini. Informasi lengkap akan disampaikan pihak perusahaan setelah investigasi diselesaikan.
Dilansir
Antara, Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan aksi para pedulang emas itu sempat mengakibatkan keributan.
Paulus menuturkan, sejumlah pedulang melakukan pengerusakan dan pembakaran di Tembagapura, distrik yang menjadi pusat operasional perusahaan emas tersebut.
Para personel kepolisian, kata Paulus, sudah dapat mengendalikan kondisi Tembagapura. Ia berkata, kepolisian setempat juga telah membebaskan beberapa pendulang emas tradisional yang sempat ditahan.
Paulus memaparkan, keributan juga terjadi di Distrik Kwamki Narama, yang berada di Kapubaten Timika. Dua kelompok masyarakat disebutnya saling serang di kawasan ini.
"Laporan terakhir dari Kapolres Mimika AKBP Yusnanto kedua kawasan sudah kembali kondusif," ucapnya.
Untuk mengatasi suasana yang memanas, Paulus mengirim dua peleton Brigade Mobil ke Timika. Menurutnya, pengiriman itu dilakukan atas permintaan Yusnanto.
"Situasi keamanan di Timika memang agak meningkat, baik di Tembagapura maupun di Kwamki Lama sehingga Polres Mimika minta bantuan tambahan anggota," ujar Paulus.
(abm)