Aktivis Lingkungan Blokade PLTU Cirebon

Riva Dessthania | CNN Indonesia
Minggu, 15 Mei 2016 16:41 WIB
Para pegiat lingkungan dari sejumlah lembaga pemerhati lingkungan itu menilai, PLTU berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan rentan merusak lingkungan.
Ilustrasi PLTU (Dokumen Perusahaan Listrik Negara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pegiat lingkungan dari sejumlah organisasi seperti Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup, dan Jaringan Antitambang menghentikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon, Minggu (15/5) pagi.

Aksi blokadi tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap PLTU yang mereka anggap telah mencemari lingkungan dan merugikan warga Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Hindun Mulaika, mengatakan mereka menggelar aksi untuk mendesak pemerintah pusat tidak memperbanyak pembangunan PLTU.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin pemerintah mengurungkan niat membangun PLTU yang lebih banyak," kata Hindun seperti dilansir Antara.

Para aktivis lingkungan tersebut memblokade area PLTU Cirebon dengan membentangkan spanduk bertuliskan ‘Quit Coal dan Clean Energi Clean Air’.

Menurut para aktivis, pemerintah tidak memperhatikan dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan dari pembangunan sejumlah PLTU dan perluasan tambang batu bara.

Greenpeace mencatat, sekitar 6.500 orang meninggal karena menghirup debu dan sisa pembakaran batu bara.

Pembangunan PLTU Cirebon merupakan salah satu proyek pemerintah, bekerja sama dengan salah satu investor asal Jepang, Japanese Bank for International Cooperation (JBIC).

PLTU Cirebon merupakan salah satu PLTU yang memiliki proyeksi kapasitas di bawah 35000 MW dalam target pengoperasiannya.

Unit pertama PLTU Cirebon telah beroperasi sejak Juli 2012 lalu. Namun dalam pengoperasiannya, PLTU ini kerap terhalang sejumlah masalah, seperti insiden meledaknya unit turbin September 2014 silam. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER