KPK Ancam Jemput Paksa Empat Personel Brimob Terkait Nurhadi

Alfani Roosy | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jun 2016 20:55 WIB
Keempat personel Brigadir Mobil tersebut diduga merupakan ajudan Sekjen MA, Nurhadi. Mereka telah dua kali mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK.
Empat anggota Brimob disebt menjadi anggota Sekjen MA, Nurhadi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi berencana menjemput paksa empat anggota Brigade Mobil Polri jika keempatnya kembali mangkir dari pemeriksaan. Empat polisi itu disebut mengetahui kasus dugaan suap di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Empat anggota Brimob tersebut adalah Brigadir Ari Kuswanto, Brigadir Dwianto Budiawan, Brigadir Fauzi Hadi Nugroho, dan Inspektur Dua Andi Yulianto. Selasa (7/6) ini, mereka dijadwalkan bersaksi untuk tersangka dari swasta, Doddy Aryanto Supeno.

"Sampai saat ini mereka tidak hadir tanpa keterangan. Karena ini sudah merupakan panggilan kedua, panggilan berikutnya nanti bisa dijemput paksa," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 27 Mei lalu, keempat anggota Polri itu juga mangkir tanpa keterangan dari pemeriksaan KPK. Yuyuk menuturkan, lembaganya akan berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti agar empat anggota Brimob itu dapat memenuhi panggilan penyidik KPK.

"Kemarin kami sampaikan panggilan atas sepengetahuan Kapolri dan akan ada koordinasi lagi," ucapnya.

Yuyuk mengatakan, penyidik menduga keempat polisi itu mengetahui keterlibatan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi. KPK menyebut keempatnya merupakan ajudan Nurhadi.

"Kami menduga mereka mengetahui hal-hal terkait dengan kondisi dan lingkungan di rumah dan apa yang dilakukan Nurhadi dalam kasus ini," ucapnya.

Terpisah, Badrodin mengaku belum menerima surat permintaan pemeriksaan dari KPK terhadap empat personel Brimob. Ia berkata, pimpinan tertinggi Polri harus diberitahu terlebih dahulu sebelum lembaga penegak hukum lain memeriksa anggotanya.

"Biasanya dikasih tahu, tapi sampai sekarang saya belum dapat suratnya," ujar Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa sore. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER