Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan Priyo Hadi Purnomo, tersangka teroris yang ditangkap di Surabaya, Jawa Timur, merupakan ahli rakit bom berdaya ledak tinggi. Ia belajar meracik badan peledak dan merakit bom dari website dan Facebook.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar menyatakan, bahan peledak yang digunakan Priyo adalah jenis
black powder, HMTD dan RDX.
Priyo dalam merencanakan aksi terornya dibantu oleh Befri Rahmawan alias Ibnu al Azis, Feri Novendi alias Abu Fahri, dan Sali alias Abah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai ahli pembuat bom bahan peledak jenis
black powder, HMTD dan RDX, Priyo menggunakan sensor cahaya sebagai pemicu," ujar Boy kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, semalam.
Priyo juga disebut masuk sebagai pimpinan kelompok, penyedia bahan material peledak, dan calon eksekutor.
"Priyo mendapatkannya dari
website milah Islami Fake dan video dari Facebook, website Bahrun Naim, sekaligus melakukan privat cara pembuatan bahan peledak HMTD dan RDX melalui Facebook," kata Boy.
Tak hanya Priyo yang memiliki peran. Befri Rahmawan alias Ibnu al Azis berperan sebagai penyedia bahan peledak, pembuat bom, penentu hari pelaksanaan amaliah pada tanggal 17 Ramadan, dan eksekutor.
Selanjutnya, Feri Novendi alias Abu Fahri alias Koceng berperan sebagai pembuat rangkaian elektronik. Kediamannya dijadikan tempat pembuatan peledak RDX dan rompi bom. Ia juga akan menjadi eksekutor.
Sementara Sali alias Abah menggunakan warung miliknya sebagai tempat pembuatan peledak jenis HMTD dan RDX. Ia pun turut membantu pembuatan bahan peledak dan mengetahui rencana bom bunuh diri yang akan dilakukan tiga tersangka lainnya.
Saat ini keempat tersangka teroris berada di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
(agk)