Jakarta, CNN Indonesia -- Jabatan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti hanya tinggal menghitung hari. Terhituang mulai tanggal 24 Juli ini, Badrodin memasuki masa pensiun. Penggantinya tinggal dilantik Presiden Jokowi, Komisaris Jenderal Tito Karnavian.
Setelah tak lagi bertugas di kepolisian nanti, Badrodin dinilai Koordinator Pusat Tampung Aspirasi Masyarakat Indonesia (Pustari) HM Arum Sabil, cocok untuk menjadi Kepala Badan Intelijen Negara.
"Publik melihat kinerja Pak Badroddin sebagai Kapolri memuaskan dalam banyak hal. Hemat kami, sosok beliau masih dibutuhkan bangsa dan sangat tepat bila dimandatkan tugas baru sebagai Kepala BIN," kata Arum di Jakarta kemarin seperti diberitakan Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arum, posisi Kepala BIN punya peran kunci dan sangat strategis dalam menciptakan stabilitas keamanan dalam negeri.
Keberadaan Badrodin di BIN nantinya bisa jadi mitra Tito yang bakal jadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
Menurut Arum, harus diakui, Tito yang menjadi Kapolri dengan melompati lima angkatan berpotensi melahirkan ketidakharmonisan di Polri. "Mengusik tradisi senioritas dalam jenjang karier di institusi itu," ujar Arum.
Dengan keberadaan Badroddin di BIN dinilai Arum bisa menghindari adanya gangguan saat Kapolri baru memasuki masa transisi dan konsolidasi internal.
Apalagi sebelumnya pernah ada bekas Kapolri yang jadi Kepala BIN yakni Sutanto. Arum menilai Sutanto sukses menjadi Kepala BIN di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Dalam soal penyelesaian konflik sosial, Badroddin dikenal banyak sekali prestasinya, dan itu tidak perlu diragukan lagi. Dia juga sosok pemimpin yang terbuka pada kritik. Tidak reaktif, tetapi teduh serta teguh dalam bersikap," kata Arum.
Badroddin juga dinilai punya kemampuan membaca suasana kecenderungan sosial dan politik serta hal-hal lain terkait keamanan, tanpa terbaca oleh pihak lain. "Sisi ini adalah poin plus yang sangat penting sebagai pimpinan di BIN," kata Arum.
(sur/antara)