Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia mengungkapkan opsi mengirimkan pasukan TNI untuk menyelamatkan tujuh WNI yang disandera di Filipina menjadi pilihan terakhir.
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan dalam kondisi seperti sekarang serangan militer memang menjadi pilihan terakhir dari tiga opsi yang tersedia. Opsi pertama yang akan ditempuh adalah menyerahkan proses negosiasi pada pemerintah Filipina.
Opsi kedua, kata Jusuf Kalla, masih berkaitan dengan negosiasi tapi bedanya dengan opsi pertama adalah opsi ini dilakukan bersama-sama. Caranya, pemerintah Filipina dan Indonesia bekerjasama untuk bernegosiasi melepaskan para sandera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seandainya dua opsi negosiasi tersebut tak membuahkan hasil, maka opsi militer mau tidak mau menjadi pilihan Pemerintah Indonesia.
"Jadi apabila (negosiasi) tak jalan maka jalan terakhir adalah militer sesuai persetujuan pemerintah Filipina," kata Jusuf Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jumat (1/7).
Walaupun demikian, Jusuf Kalla menjelaskan hingga saat ini pemerintah masih menyerahkan proses negosiasi kepada negara pimpinan Rodrigo Guterte tersebut.
Dia pun menegaskan Indonesia tak akan melakukan negosiasi lain selain negosiasi pemerintah seperti yang sekarang sedang dilakukan.
"Kami tak ingin negosiasi bentuk lain, sekarang masih meminta pemerintah Filipina untuk menyelesaikan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan lokasi tujuh WNI anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok bersenjata Filipina, sudah terpantau.
(asa)