Saat Arus Mudik Diatur 'Geng Motor'

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jul 2016 15:13 WIB
Komunitas sepeda motor membantu polisi mengatur arus lalu-lintas saat arus mudik di Bekasi. Mulai dari mengurai kemacetan hingga menyediakan alat medis pertama.
Komunitas sepeda motor membantu polisi mengatur arus lalu-lintas saat arus mudik di Bekasi. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Binsar Haris dan lima belas rekannya masih santai berbincang di tengah pertigaan Jalan Dewi Sartika dan Jalan Chairil Anwar pada Selasa dini hari. Ini adalah kawasan yang dikenal sebagai Kalimalang. Hawa dingin tak mengusir mereka untuk pulang ke rumah.

Enam belas pemuda yang tergabung dalam beberapa klub sepeda motor tersebut, turut membantu polisi mengatur arus lalu lintas mudik Lebaran tahun ini.

"Kami mulai jaga di sini, sejak Jumat. Rencananya, malam ini jaga terakhir," ujar Binsar saat ditemui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan sepanjang Jalan Kalimalang dari arah Jakarta hingga Bekasi, kepadatan volume kendaraan terutama sepeda motor, relatif berkurang.

Menurut data Posko Pengamanan Mudik Kepolisian, kendaraan telah mencapai puncaknya pada Sabtu (2/7) atau H-4 kemarin dengan 65.884 sepeda motor, dan 6.369 mobil yang melintasi Kalimalang.

Bermodal stik lampu pengarah lalu lintas dan pengeras suara, Binsar menuturkan, mereka mengarahkan pemudik sepeda motor agar tidak tersasar.

"Ada yang pertama kali mudik kemarin tanya 'Bang, ke Jawa Tengah lewat mana?' Padahal ini masih jauh di Bekasi. Berarti kan baru pertama kali mudik, kasihan," tuturnya.
Kepala Posko Pengamanan Mudik Polresta Bekasi Kota Inspektur Dua Joko Pris mengakui, Jalan Kalimalang di sekitaran Bekasi yang menjadi jalur utama pemudik menuju Jawa, minim rambu petunjuk arah.

Hal itu, kata dia, berpotensi membuat para pemudik yang didominasi sepeda motor tersesat. "Harus diakui, di Bekasi minim rambu petunjuk arah. Antisipasinya, kami siapkan rambu-rambu yang mengarahkan ke Pantura," kata Joko beberapa hari lalu.

Melalui bantuan pengeras suara pula, Binsar dan rekan-rekannya juga mengingatkan pemudik agar tidak memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.

Bahkan akibat terlalu banyak berteriak melalui pengeras suara, Binsar berkata, dia nyaris kehabisan suara saat puncak arus mudik di Kalimalang.

"Capek banget, sampai habis suara juga. Kami sekitar jam 3 pagi baru selesai," kata dia.

Rasa lelah itu, kata dia, juga sempat diwarnai sedikit insiden dengan pengendara sepeda motor yang tidak mudik, dan berada di perempatan lampu merah Kampus Unisma Bekasi.
Karena sedang puncak arus mudik, Binsar berkata, dia dan rekan-rekannya berupaya memperlancar sepeda motor yang mengarah ke Pantura. Sebab, antrean kepadatan kendaraan mulai terjadi di perempatan tersebut.

Namun pengendara dari arah berlawanan, papar dia, mencoba menerobos karena tidak sabar menunggu giliran jalan. Adu mulut pun sempat terjadi, karena petugas Kepolisian saat itu juga sedang tidak ada.

"Susah mengatur itu kemarin di perempatan. Padahal, kami dibayar juga enggak. Kami sukarela di sini. Jadi sempat emosi," tuturnya.

Meski demikian, rasa solidaritas dengan sesama pengendara sepeda motor, mendorong Binsar dan rekan-rekannya untuk tetap membantu petugas Kepolisian memperlancar arus lalu lintas para pemudik.

Apresiasi pun diberikan dari setiap rombongan motor pemudik yang melintas. Acapkali, pengendara motor menyapa, membunyikan klakson atau sekedar mampir sebagai bentuk salam dan apresiasi kepada Binsar serta rekan-rekannya.

Hingga tadi malam, Binsar mengatakan tidak ada kecelakaan parah yang dialami para pemudik sepeda motor. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) disebutnya, selalu tersedia untuk mengantisipasi kecelakaan.
Hanya saja, ada beberapa dari pengendara yang sempat mengalami masalah dengan motornya. Binsar dan rekan-rekannya pun lantas memberi pertolongan.

"Ada kemarin yang koplingnya bermasalah. Kami bantu bawa ke bengkel terdekat milik teman," kata dia.

Semua hal itu, kata Binsar, juga merupakan upaya klub atau komunitas yang mengikuti kegiatan ini untuk menjaga nama baik Kota Bekasi dan keramahan warganya.

Kegiatan yang sudah menjadi tradisi setiap tahun ini pun, menurutnya sekaligus menghapus stigma negatif masyarakat terhadap klub atau komunitas yang kerap diasosiasikan dengan geng motor.

"Kami ingin tunjukan keramahan sebagai tuan rumah di Bekasi, bagi pemudik yang melintas," ujar Binsar. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER