Atasi Abu Sayyaf, Jokowi Desak Implementasi Kesepakatan Yogya

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 12 Jul 2016 17:24 WIB
Implementasi dari kesepakatan tiga negara di Yogyakarta dianggap dapat mengatasi pembajakan kapal yang terjadi berulang kali.
Ilustrasi. (GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Indonesia Joko Widodo memerintahkan kementerian dan lembaga terkait untuk segera menindaklanjuti perjanjian yang disepakati antara tiga negara, Indonesia-Filipina-Malaysia, di Yogyakarta Mei lalu.

Kesepakatan trilateral ini dinilai dapat mengatasi pembajakan kapal di perairan Indonesia-Malaysia-Filipina yang telah terjadi berulang kali.

Menurut Juru Bicara Presiden Johan Budi, Jokowi menyampaikan pesan ini kepada pada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden perintahkan Panglima TNI, Menlu, dan Menkopolhukam untuk segera membahas kesepakatan Yogya," kata Johan di Istana Negara, Selasa (12/7).
Pertemuan trilateral itu menghasilkan empat kesepakatan. Pertama, ketiga negara sepakat untuk melakukan join coordinated patrol. Kedua, kesepakatan untuk memberikan bantuan sesegera mungkin jika ada orang atau kapal dalam situasi kesulitan dan memerlukan bantuan.

Ketiga, kesepakatan untuk membentuk national vocal point antara tiga negara untuk memfasilitasi berbagi informasi dan intelijen, serta koordinasi dalam waktu singkat menanggapi kejadian gawat darurat.

Keempat, kesepakatan untuk membuat hotline of communication di antara tiga negara juga dengan tujuan cepat tanggap saat darurat.

Sejak awal 2016 terjadi pembajakan kapal yang berujung pada penyanderaan anak buah kapal berwarga negara Indonesia sebanyak empat kali.

"Ini terkait keamanan perairan karena bukan sekali dua kali, sudah lebih dari sekali," kata dia.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menyatakan patroli keamanan atau joint patrol antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia selama ini belum sempat digelar, dan baru akan dimulai. Keamanan laut menjadi perhatian pemerintah RI setelah belasan anak buah kapal asal Indonesia menjadi sasaran penyanderaan kelompok bersenjata.

“Patroli (gabungan) kan harus latihan dulu. Kalau enggak latihan, kacau. Latihan ini kemarin terkendala puasa, lebaran. (Akan digelar) minggu ini atau minggu depan,” kata Ryamizard kemarin.

Latihan akan dilakukan di perairan rawan yang kerap menjadi lokasi para militan bersenjata Filipina memburu target untuk disandera.
(yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER