Kapolri Pastikan Basri, Tangan Kanan Santoso, Masih Hidup

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jul 2016 15:35 WIB
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menegaskan tangan kanan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso, yaitu Basri masih hidup.
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menegaskan tangan kanan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso, yaitu Basri masih hidup. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi identitas korban tewas dalam baku tembak kemarin sore di Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah antara Satgas Tinombala dengan kelompok terorisme Abu Wardah alias Santoso.

Selain Santoso, Tito mengatakan, identitas korban tewas satunya adalah Mukhtar alias Kahar.

Sebelumnya, Tito dan Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menyampaikan yang tewas ialah Basri alias Bagong alias Bang Ayas alias Opa, tangan kanan pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satunya lagi bukan Basri, tapi diduga namanya Mukhtar dari Palu, anak buah Santoso," ujar Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (19/7).
Polri menduga yang tewas ialah Basri karena sejumlah tato di tubuh korban. Tito menyebutkan, sejumlah tato ada di tubuh Basri saat ditangkap pada 2007.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu memastikan Basri masih hidup. Bahkan, Basri saat ini diduga bersama istrinya, Nurmi Usman alias Oma dan istri Santoso, Jamiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima.

"Dia ada di kelompok kecil dan diperkirakan dia yang lari bersama dua perempuan (kemarin)," ucap dia.

Sebelumnya, dari Palu, Kepala Operasi Tinombala yang merupakan Wakapolda Sulteng Kombes Pol Leo Bona Lubis menegaskan kedua korban tewas adalah Santoso dan Mukhtar.

Kepastian itu, menurut Leo berdasarkan hasil pemeriksaan identifikasi luar.

"Dari hasil pemeriksaan identifikasi luar, saya selaku kepala operasi menyatakan salah satunya adalah DPO gembong teroris Santoso," kata Leo dilansir Antara di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7).
Leo mengatakan sejak operasi Tinombala berlangsung Januari 2016 kelompok pengikut Santoso sudah terpecah. Tujuh diantaranya ikut dalam kelompok Santoso sementara lainnya ikut dalam kelompok Basri.

Pada April lalu, Satgas operasi Tinombala pun telah mengeluarkan selebaran yang berisi 31 daftar pencarian orang kelompok teroris Santoso.

Berikut nama-nama tersangka teroris tersebut.

1.Santoso alias Abu Wardah alias Kombes alias Pakde (tewas)
2. Basri alias Bagong alias Bang Ayas alias Opa
3. Ali Ahmad alias Ali Kalora
4. Firdaus alias Daus alias Barok alias Rangga
5. Mukhtar alias Kahar (tewas)
6. Askar alias Jaid alias Pak Guru
7. Adji Pandu Suwotomo alias Sobron
8. Qatar alias Farel
9. Jumri alias Tamar
10. Suharyono alias Yono Sayur alias Pak Hiban
11. Salman alias Opik
12. Samil alias Nunung
13. Mohammad Faisal alias Namnung alias Kobar
14. Firman alias Aco alias Ikrima
15. Nae alias Galuh
16. Basir alias Romzi
17. Andika Eka Putra alias Andika alias Hilal
18. Yazid alias Taufik
19. Abu Alim
20. Ibadurohman alias Ibad alias Amru
21. Saiful alias Ahmad
22. Sucipto alias Cipto Ubaid
23. Mochammad Sulaiman
24. Irfan Maulana alias Akil
25. Kholid
26. Ibrohim (Turkistan/Uighur)
27. Mustafa Genc alias Mus'ab (Turkistan/Uighur)
28. Nurettin Gunddogdu alias Abdul Malik (Turkistan/Uighur)
29. Jamiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima (istri Santoso)
30. Nurmi Usman alias Oma (istri Basri)
31. Tini Susantika alias Umi Farel (istri Ali Kalora). (rel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER