Jakarta, CNN Indonesia -- Tim identifikasi Polri telah mengenali dua jenazah teroris yang ditembak mati di Poso, Sulawesi Tengah kemarin. Dari lima tahap identifikasi, dua jenazah tersebut adalah Santoso alias Abu Wardah dan Mukhtar alias Kahar.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, tahap pertama adalah pengenalan wajah dua jenazah tersebut. Jenazah Santoso bisa dikenali dari tahi lalat di atas alis, di bawah bibir kiri dan luka tembak di paha kanan.
Luka tembak itu didapat Santoso pada tahun 2007. Selai itu, sidik jari jenazah tersebut identik dengan sidik jari Santoso yang dimiliki polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah kerabat juga mengenali bahwa jenazah tersebut adalah pemimpin Mujahidin Indonesia Timur.
"Lima langkah identifikasi itu menguatkan bahwa jenazah adalah Santoso," kata Boy di Mabes Polri, Selasa (19/7).
Meski sudah yakin secara fisik, namun polisi akan tetap melakukan proses identifikasi lewat deoxyribonucleic acid (DNA). Polisi akan mencocokan DNA Santoso dengan anaknya. Hasil tes DNA tersebut baru bisa dilihat dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan.
Sama seperti jenazah Santoso, jenazah Mukhtar juga sudah dikenali secara fisik. Kini tim tinggal melakukan tes DNA.
Mukhtar adalah salah satu dari 31 nama dalam daftar pencarian orang (DPO) yang dikeluarkan oleh Satgas Tinombala pada April lalu.
Keduanya ditembak mati dalam kontak senjata kemarin oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala. Namun saat kontak tembak itu, tiga orang anggota kelompok radikal ini lolos. Ketiganya adalah dua perempuan dan satu laki-laki.
Dua perempuan tersebut diduga adalah istri dari Santoso dan istri dari Basri, anak buah Santoso. Sementara pria yang lolos belum diketahui identitasnya.
(sur)