Jakarta, CNN Indonesia -- Asia Pulp and Paper (APP) milik grup Sinar Mas bakal menggunakan teknologi geothermal kamera untuk mendeteksi kebakaran lahan dan hutan di sekitar wilayah konsesinya. Agustus mendatang, APP akan mulai membangun konstruksi teknologi tersebut pada tiga tower pengawasan api.
"
Softwarenya akan selesai pada Agustus, sekarang kami masih pake
trial. Untuk konstruksinya mulai dibangun agustus akhir pada tiga tower dan akan mulai digunakan di wilayah konsesi Riau, Jambi dan Palembang," kata General Manager Fire Management APP, Sujica Lusaka, di Pusat Komando Pengendalian Karlahut Perawang, Siak, Riau, Senin (18/7).
Menurut Sujica, teknologi ini dapat memudahkan pemantauan pendeteksian titik-titik api di setiap distrik. APP pun menargetkan untuk membangun 65 menara di seluruh area konsesi di Indonesia. Hanya saja, APP belum mengkalkulasikan nilai investasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pada sistem ini mereka hendak bekerja sama dengan perusahaan mini satelit Jepang.
"Mini satelit itu tak hanya bisa menginformasikan koordinat
hotspot, tapi juga menyertakan foto lokasi secara
real time 24 jam, kalau yang sekarang masih banyak
false-nya," katanya.
Satelit yang digunakan APP sebelumnya, menurut Sujica, memiliki kemampuan deteksi yang terlampau luas atau tidak spesifik dalam mengenali titik-titik panas.
"Satelit yang sekarang, suhu 40 derajat celcius sudah dideteksi sebagai
hotspot, padahal belum tentu jadi api dan kami kewalahan untuk verifikasi di lapangan," ujar Sujica.
Dia menjelaskan, perangkat-perangkat tersebut berfungsi untuk memberi laporan yang terintegrasi dengan komando distrik dan unit provinsi untuk kemudian tindak lanjut verifikasi di lapangan hingga penanggulangannya.
"Jadi deteksi dengan thermal kami itu dalam hitungan dua menit sudah masuk laporannya ke sistem, dan unit terkecil kami di distrik langsung bergerak," katanya.
Bila terindikasi adanya titik panas, proses pemadaman api sendiri akan dilakukan menggunakan helikopter. Helikopter jenis Super Puma yang digunakan oleh APP Sinar Mas memiliki kapasitas angkut air untuk '
bombing' hingga 4,5 ton.
"Setiap region punya posko untuk pengawasan dan penindakkan selama 24 jam. Saat ada indikasi, distrik atau posko terdekat yang akan mengomandokan penanganan, tapi ini juga bergantung pada skala apinya," katanya.