Jakarta, CNN Indonesia -- Jaksa Agung Muhammad Prasetyo meminta semua pihak tidak berspekulasi atas rencana pelaksanaan eksekusi mati ketiga di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ini menyangkut soal nyawa. Masalah nyawa, meskipun dia bersalah dan hilang hak hidupnya setelah eksekusi, bagaimanapun harus dihormati, dihargai dan jangan dispekulasikan," ucapnya di Jakarta, Kamis (28/7).
Terkait jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi, Prasetyo masih enggan merincinya. Ia mengaku belum menerima laporan dari anak buahnya.
Prasetyo berkata, eksekusi mati membutuhkan proses yang panjang dan tidak dapat serta merta langsung dilaksanakan. Berbagai upaya hukum, menurutnya, membuat daftar calon terkeksekusi terus berubah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap menit, setiap detik itu ada banding. Ini kasus yang tidak simpel. Sabar saja," kata dia.
Prasetyo mengklaim, Kejaksaan Agung telah mempertimbangkan segala aspek yuridis putusan masing-masing terpidana mati. Ia menyebut, eksekusi mati tidak memiliki celah perbaikan putusan.
"Yang namanya nyawa, kalau sudah direnggut, enggak bisa dibalikan lagi," ujarnya.
Sumber
CNNIndonesia.com menyatakan, eksekusi terpidana mati akan dilakukan malam ini jika seluruh persiapan berjalan lancar.
"Iya, rencananya eksekusinya diadakan malam ini," kata seorang pengacara terpidana mati yang tak mau disebut namanya, Kamis (28/7).
Pengacara itu mengaku mendapat informasi dari seorang pejabat di Pulau Nusakambangan. Kliennya adalah salah satu yang akan dieksekusi malam nanti.
(abm)