Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir dan tanah longsor terjadi hampir pada waktu yang sama di sejumlah kecamatan di Aceh Barat, pekan ini. Seorang warga dilaporkan meninggal akibat bencana alam tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Barat Irianto mengatakan, banjir menerjang setidaknya empat kecamatan, antara lain Woyla Timur, Woyla Barat, Bubon, dan Johan Pahlawan.
"Banjir masih terus terjadi. Kabar terakhir dari petugas, baru saja ada warga Kecamatan Meureubo meninggal karena korsleting listrik akibat banjir," ucap Irianto di Meulaboh, Jumat (26/8), seperti dilansir
Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Irianto, banjir belum akan surut dalam waktu dekat. Banjir justru diprediksi meluas karena hujan yang terus turun. Warga yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai pun diminta mengungsi.
"Ada kawasan tertentu, seperti di Napai, ketinggian air di jalan sudah sampai 80 centimeter. Di pemukiman penduduk ada yang sudah setinggi 1,5 meter," ujarnya.
Sementara itu, longsor terjadi di Pegunungan Beurugang, Kecamatan Kawai XVI. Peristiwa itu menyebabkan sebagian konstruksi mesin pemompa air milik Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Meulaboh ambruk.
Kondisi tanah di pegunungan tersebut labil karena hujan lebat yang turun selama dua hari terakhir. Direktur PDAM Tirta Meulaboh MW Taufiq mengatakan, kejadian itu sempat menyebabkan penyulingan air terhenti.
"Beruntung tidak semuanya ambruk, hanya sisi kontruksi bagian samping. Untuk kontruksi utuh mesin besar masih aman, semoga tidak hujan lagi," tuturnya.
(abm)