Kenaikan Harga Rokok Diklaim Bisa Tekan Jumlah Perokok Muda

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Agu 2016 16:04 WIB
Tingginya angka perokok muda karena harga rokok yang terbilang murah, serta tidak ada aturan yang melarang pembeli rokok di bawah usia 18 tahun.
Lentera Anak bersama beberapa komunitas dan organisasi perlindungan anak saat menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu, 29 Mei 2016, dalam rangka menyambut hari tanpa tembakau se-dunia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Center For Indonesia's strategic Development Initiative's (CISDI) menyatakan, kenaikan harga rokok bukan merupakan upaya memberangus industri tembakau dari Indonesia. Sebaliknya, kenaikan harga rokok merupakan siasat agar calon perokok muda bisa terhindar sekaligus melindungi diri dari bahaya kecanduan terhadap rokok.

Ketua CISDI Diah Saminarsih mengatakan, tingginya angka perokok muda karena harga rokok yang terbilang murah, serta tidak ada aturan yang melarang pembeli rokok di bawah usia 18 tahun.

Diah yakin kenaikan harga rokok akan berdampak positif terhadap masyarakat menengah ke bawah, calon perokok muda yang rata-rata berusia 17 tahun, serta perokok perempuan yang merupakan target pasar dalam industri rokok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang ini banyak sekali remaja yang mulai merokok, kenapa? Karena harga rokok di Indonesia itu sangat murah dibanding negara lain, perokok perempuan muda juga semakin meningkat," kata Diah di Jakarta, Sabtu (27/8).
Dengan berkurangnya jumlah perokok muda, Diah percaya Indonesia bisa membangun masyarakat yang berkualitas pada tahun 2030.

"Usia 17 tahun adalah usia gold. Jika dia merokok diusia segitu, 20 tahun lagi kesehatannya akan menurun, terserang berbagai penyakit berbahaya, padahal usia 37 adalah usia aktif seseorang, berkeluarga, memiliki keturunan, kalau dia perokok, kanker, stroke, impoten, menunggu si perokok ini," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Anhari Achadi, Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Menurutnya, rokok merupakan penyumbang terbesar tingginya penderita stroke di Indonesia.

"Yang lucu, sekarang ini orang umur 28 sudah kena stroke, di Indonesia itu begitu. Rokok ini bisa menyumbat pembuluh darah kecil di otak, kalau tersumbat itu kena stroke, stroke itu sekarang di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor satu," Kata Anhari kepada CNNIndonesia.com
Anhari menyebut kenaikan harga rokok sebagai langkah tepat untuk menanggulangi semakin bertambahnya jumlah perokok muda di Indonesia.

Ia juga yakin kenaikan harga rokok tak akan merugikan apalagi mematikan sumber pencaharian petani tembakau dan industri kecil rumahan.

"Mahal itu bukan menghilangkan, menaikan itu bukan mematikan, kalau harga naik, pendapatan negara justru meningkat itu dari cukai, bisa dialokasikan juga untuk petani tembakau, tidak ada yang rugi," ujarnya.
(wis/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER