BNPT Sebut Proses Hukum Basri Tetap Berjalan

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2016 18:15 WIB
Setelah tangan kanan Santoso tertangkap,  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme akan terus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Suhardi Alius mengatakan akan terus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur. (CNN Indonesia/Gautama Padmacinta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius mengatakan, proses hukum terhadap Basri, pimpinan kedua kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang juga tangan kanan Santoso, akan tetap berjalan.

Basri alias Bagong ditangkap Satgas Operasi Tinombala bersama istrinya Nurmi Osman alias Oma, tanpa perlawanan, Rabu (14/9) kemarin.

"Iya dong (proses hukum) semua berjalan. Jangankan itu, yang kemarin Santoso saja ada proses hukumnya," kata Suhardi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suhardi berkata, meski proses hukum untuk Basri tetap berjalan, sudah ada jaminan dari pemerintah untuk memperlakukan Basri dan juga istrinya dengan baik.
Selain itu, Suhardi menambahkan Operasi Tinombala masih akan tetap berjalan dan memburu 12 anggota kelompok Santoso yang tersisa. Salah satunya adalah Ali Kalora, yang disebut sebagai orang nomor tiga setelah Santoso dan Basri.

Meski demikian, Suhardi menjelaskan jaringan MIT belum akan habis walaupun kedua pucuk pimpinannya sudah tertangkap dan tewas.

BNPT, kata dia, masih terus melakukan soft approach dengan program deradikalisasi untuk menangkal gerakan ideologi radikal.

"Bagaimana kami mereduksi radikalisme dan sebagainya. Itu kamj coba terapkan, kami rangkul semua pihak," ujar Suhardi.

Kemarin, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan kondisi kelompok MIT sudah sangat lemah dengan tertangkapnya Basri dan tewasnya Santoso.

Tito berkata, setelah Basri tertangkap, tampuk kepemimpinan kelompok Santoso kini diperkirakan ada di tangan Ali Kalora. Namun Ali dinilai tak selihai Santoso atau Basri dalam memimpin kelompok itu.

Tito mengatakan, Polri dibantu TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Tinombala, akan terus mengejar sisa-sisa anak buah Santoso sampai tertangkap semua.

Untuk mempermudah kerja petugas, Tito mengimbau pengikut Santoso untuk menyerah meski ia mengakui hal tersebut sulit dilakukan.
"Mereka tidak mau menyerahkan diri karena ideologi mereka itu haram menyerahkan diri kepada musuh. Kami ini kan musuh (mereka). Jadi silakan turun gunung demi kemaslahatan umat yang ada di Poso," kata Tito usai memimpin rapat persiapan Sidang Umum Interpol ke-85 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (15/9) seperti diberitakan Antara. (yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER