Jakarta, CNN Indonesia -- Keuskupan Agung Jakarta menyatakan aksi teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph, Medan, Sumatera Utara, pada akhir pekan kemarin bukan serangan terhadap agama. Umat Kristen diminta melihat aksi itu sebagai serangan terhadap kelompok anti-perdamaian dan anti-kemanusiaan.
Uskup Agung Ignatius Suharyo menyatakan bahwa segala bentuk tindak kekerasan dan teror adalah tindakan tidak terpuji. Ia menilai kedua hal tersebut tidak layak dikaitkan dengan agama.
"Ini tidakan yang mencederai kemanusiaan yang beradab. Perkara seperti ini jangan dikaitkan dengan agama, tapi sebagai tindakan kriminal," kata Ignatius kepada
CNNIndonesia.com, Senin (29/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom mengajak warga gereja melihat aksi teror bom bunuh diri di Medan sebagai tindakan anti-Pancasila, bukan serangan terhadap agama.
"Hendaknya, tidak seorang pun yang memandang aksi di tengah berlangsungnya ibadah ini sebagai sebuah serangan agama tertentu kepada umat Kristen," katanya.
Gomar menyampaikan keprihatinan atas terjadinya aksi teror bom bunuh diri itu. Ia menyesalkan usaha meneror kedamaian masyarakat dengan aksi kekerasan masih terus terjadi.
Ia menambahkan, aksi teror tersebut sekaligus mengingatkan aparat negara untuk bekerja lebih keras memberantas kelompok intoleran dan radikal.
"Ini menunjukkan, meski para pentolan pelaku teror telah dilumpuhkan, namun aksi-aksi terorisme ternyata masih belum sepenuhnya dapat dihentikan," kata Gomar.
Ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi memberantas bibit-bibit terorisme. Masyarakat harus berani tegas menolak segala bentuk tindakan pemaksaan dan kekerasan yang mengatasnamakan agama.
"Seluruh warga gereja bersama elemen bangsa ini harus bersama-sama dan bahu-membahu menghadapinya," tutur Gomar.
Aksi teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Minggu (27/8), terjadi saat pastor Albert S Pandingan hendak menyampaikan khotbah. Pelaku berinisial IAH yang membawa ransel mendekati pastor. Menurut saksi mata, selain membawa ransel, ia membawa senjata tajam.
Saat mendekati pastor, tas yang dibawa pelaku mengeluarkan api dan mambakar tubuh pelaku sendiri. Pastor berhasil menyelamatkan diri, sedangkan jemaat gereja segera menghubungi petugas Kepolisian yang datang tak lama kemudian.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, pelaku bernama Ivan. Polisi sampai saat ini masih menyelidiki keterkaitan pelaku dengan kelompok radikal yang selama ini ada di balakang aksi teror.
(gil/agk)