Sopir Pengacara Saipul Jamil Ungkap Kronologi Suap Panitera

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Kamis, 29 Sep 2016 16:59 WIB
Penyerahan sejumlah uang dalam kantong plastik dari pengacara Saipul Jamil kepada Panitera PN Jakut Rohadi dibeberkan secara rinci di pengadilan.
Panitera PN Jakarta Pusat Rohadi yang didakwa menerima suap penanganan kasus pencabulan Saipul Jamil. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sopir pribadi pengacara Bertha Natalia Ruruk Kariman, Tugiman, menyebut Syamsul Hidayatullah memberikan kantong plastik warna merah berisi sejumlah uang kepada panitera pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rohadi.

Syamsul merupakan kakak kandung penyanyi dangdut Saipul Jamil. Dia dan Bertha didakwa menyuap Rohadi terkait vonis kasus pencabulan yang menjerat Saipul.

Tugiman menuturkan, dia diminta mengantar Bertha bertemu Syamsul di kawasan Spring Hill, Kemayoran, Jakarta Pusat, Juni lalu. Saat itu Bertha baru saja selesai mengikuti persidangan Saipul di PN Jakarta Utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya cuma lihat ada kantong plastik yang ditaruh di jok belakang mobil. Itu dari Pak Syamsul. Saya tidak tahu isinya apa," ujarnya saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (29/9).
Tugiman menuturkan mengetahui kantong plastik itu berisi uang saat diperiksa di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kantong plastik itu kembali dibawa saat Tugiman mengantarkan Bertha ke Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta Utara, 15 Juni lalu. Sesampainya di tempat parkir, mobil Bertha berhenti di dekat sebuah mobil Pajero berwarna hitam.

Menurut Tugiman, seseorang keluar dari dalam mobil Pajero lalu menghampiri mobil yang dia kendarai. Bertha, kata dia, kemudian membuka kaca mobil dan menyerahkan kantong plastik warna merah tersebut.

"Ada orang turun dari mobil hitam. Saya tidak tahu dia siapa, tapi dia berpakaian warna hitam putih. Saya cuma mengira mungkin dia pegawai pengadilan," kata Tugiman.
Advokat Bertha Natalia Ruruk Kariman (kiri) seusai diperiksa penyidik KPK, Juni 2016. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho)
Belakangan baru diketahui orang itu adalah Rohadi. Usai menyerahkan kantong plastik tersebut, mobil pun bergegas pergi. Namun belum sempat pergi menjauh, mobil itu dicegat petugas KPK.

Hal senada diungkapkan sopir pribadi Rohadi, Koko Wira. Ia turut bersaksi dalam persidangan bagi terdakwa Bertha dan Syamsul. 

Koko menuturkan, selama perjalanan menuju Univeristas 17 Agustus 1945 Rohadi sibuk menelepon seseorang yang dipanggil 'bunda'. Koko mengaku mendengar percakapan tersebut karena dia duduk bersebelahan dengan Rohadi di dalam mobil.

"Saya dengar Rohadi pertama kali sebut bunda waktu mengendarai mobil. Tapi saya enggak tahu siapa bunda," kata Koko.

Bunda yang dimaksud ternyata adalah Bertha. Sebelum bertemu di Universitas 17 Agustus 1945, Koko sempat mengantar Rohadi ke kawasan Sunter, Jakarta Utara untuk mengambil tiket pesawat.

Setelah itu keduanya melanjutkan perjalanan menuju gereja Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Selama di perjalanan, lanjut Koko, Rohadi selalu berkomunikasi dengan orang yang dipanggil bunda itu.

Tak lama setelah mobilnya sampai di Universitas 17 Agustus 1945, sebuah mobil Pajero warna putih berhenti di belakangnya. Rohadi lantas turun dari mobil dan mendekati mobil Pajero warna putih tersebut.

"Ada yang buka kaca tapi saya enggak tahu itu siapa. Cuma orang yang di mobil itu nyerahin bungkusan plastik warna merah ke Rohadi," tutur Koko.

Rohadi kemudian berjalan kembali ke mobilnya. Baru membuka pintu, petugas KPK langsung menangkapnya dan turut mengamankan Koko.
KPK menyita uang sebesar Rp350 juta yang disimpan dalam kantong plastik tersebut. Uang itu diduga akan diberikan bagi Ketua Majelis Hakim Ifa Sudewi yang mengadili perkara Saipul Jamil.

Selain Bertha dan Syamsul, pengacara Saipul lainnya yakni Kasman Sangaji turut menjadi terdakwa.

Dalam dakwaannya, jaksa penuntut umum menyebut Bertha berperan sebagai eksekutor dan Syamsul sebagai pemberi uang. Sementara Kasman hanya menyepakati rencana suap tersebut. (abm/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER