Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bungkam usai menyambangi kediaman Jusuf Kalla (JK). Ia pergi tanpa memberikan keterangan apapun, selain ucapan selamat malam pada awak media yang telah menunggu.
"Selamat malam semuanya," sapa SBY sesaat sebelum masuk ke mobilnya, Selasa (1/11) malam.
JK yang menerima SBY menyebutkan bahwa dalam kunjungan itu keduanya membicarakan kondisi Indonesia saat ini, termasuk soal rencana unjuk rasa organisasi keagamaan pada Jumat, 4 November 2016 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku tak percaya dengan rumor yang mengatakan bahwa SBY berada di balik rencana unjuk rasa tersebut. SBY datang memberikan saran sebagai mantan orang nomor satu yang memimpin selama dua periode.
“Ia memberikan saran bagaimana koordinasinya kalau timbul masalah pada 4 November 2016 nanti," kata Jusuf Kalla.
Koordinasi seperti ini diperlukan agar kejadian masa lalu, misalnya tragedi Trisakti pada 1998, tidak terulang saat ini. Ia mengingatkan, aparat keamanan harus siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya unjuk rasa besar-besaran.
JK mengimbau agar pengunjuk rasa melakukan aksinya dengan tertib dan dikemukakan dengan baik. Ia memastikan pemerintah akan mendengar dan menerima tuntutan tersebut.
Namun begitu, ia meyakini bahwa tak akan ada ancaman besar yang akan terjadi pada 4 November nanti. Dia pun menolak membuat masyarakat khawatir dan meminta anak sekolah untuk tetap beraktivitas seperti biasa.
"Yang namanya pemerintah harus siap-siap mendengarkan dan menghadapi, kami tak mau peristiwa sebelumnya terulang. Kami lebih siap dari sebelumnya,” pungkasnya.
(bir)