Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu anggota organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ramadhan Reubun, ditangkap jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di sebuah tempat hiburan biliar di kawasan Jakarta Pusat, Selasa dini hari (8/11).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, Ramadhan adalah mahasiswa Universitas Jayabaya asal Maluku Tenggara yang tinggal di kawasan Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur.
"Yang bersangkutan anggota HMI Jakarta Utara, ditangkap di tempat biliar Jakarta Pusat," kata Awi di Markas Polda Metro Jaya, Selasa (8/11).
Polisi juga menangkap Ismail Ibrahim dan empat anggota HMI lainnya. Ismail, mahasiswa Universitas Nasional itu ditangkap di salah satu rumah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Pejaten Barat, Jakarta Selatan. Ismail tinggal di Sekretariat HMI, Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan rekan satu kampus Ismail, Amijaya Halim, ditangkap di Sekretariat HMI.
Polisi juga menangkap Muhammad Rizal Berkat, mahasiswa Universitas Attahiriyah yang tinggal di kawasan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Dia ditangkap di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Terakhir, polisi menangkap Rahmat Muni alias Mato, mahasiswa Universitas Ibn Khaldun, di Jalan Anyer Nomor 8, Jakarta Pusat.
Kelima kader HMI itu telah ditetapkan sebagai tersangka terkait kericuhan dalam unjuk rasa di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Jumat pekan lalu.
"Tentunya kami sudah memiliki alat bukti permulaan yang cukup sehingga menetapkan kelimanya sebagai tersangka dan melakukan penangkapan terhadap kelimanya," ujar Awi.
Menurutnya, penangkapan dan penetapan kelimanya sebagai tersangka dilakukan polisi setelah penyelidikan digital forensik terhadap video aksi kekerasan saat demo tersebut.
"Ini masih kami konstruksikan, tapi yang jelas barang bukti yang ada di video, foto-foto itu ada di inventaris kita, data-data ada di kami yang nanti kami ajukan ke persidangan," tutur Awi.
Saat unjuk rasa Jumat pekan lalu, massa HMI terlihat agresif menembus barikade polisi. Sekelompok pedemo yang memegang bendera HMI mencoba menerobos pagar beton dan pagar kawat berduri di lampu merah depan Istana Kepresidenan di Jalan Merdeka Barat.
Kericuhan selama demo 4 November lalu menyebabkan satu seorang pedemo meninggal dunia karena asma. Selain itu ada 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri atau umum yang dirusak dan tiga kendaraan di antaranya dibakar. Jumlah demonstran yang mengalami luka sekitar 250 orang.
Di luar massa demo, sebanyak 100 orang mengalami luka. Mereka terdiri dari 79 personel Polri, 15 masyarakat umum, lima personel TNI dan satu personel pemadam kebakaran.
Polda Metro Jaya sebelumnya telah mengamankan sepuluh orang yang diduga provokator dalam aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh tersebut. Namun, mereka dibebaskan karena kepolisian belum memiliki alat bukti yang kuat.
(wis/rdk)