Terduga Pelaku Bom Oikumene dianggap Pintu Masuk Ungkap Teror

Raja Eben Lumbanrau | CNN Indonesia
Senin, 14 Nov 2016 11:32 WIB
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan terduga pelaku pelempar bom di Samarinda sebagai pintu membongkar gerakan radikal di Indonesia.
Personel Brimob Polda Kaltim mengamankan lokasi ledakan bom di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11). (ANTARA FOTO/Amirulloh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan, terduga pelaku pelempar bom molotov ke Gereja Oikumene, Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur pada Minggu (13/11) yang tertangkap pihak kepolisian, bisa menjadi pintu masuk untuk membongkar elemen gerakan radikal di Indonesia.

"Caranya memang konvensional. Bom molotov itu mudah sekali buatnya. Tapi, bila melihat rekam jejak pelaku yang tertangkap, ini yang mesti disikapi secara serius. Pelaku ini kan mantan napi bom Puspitek Serpong, kelompok Pepy Vernando," ujar Hasanuddin dalam keterangan pers, Senin (14/11).

Hasanuddin mengatakan, terduga pelempar bom molotov itu juga dicurigai pernah bergabung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kaltim dan mempunyai jaringan dengan kelompok Anshori di Jawa Timur yang kabarnya akan membeli dan mendatangkan senjata api dari Filipina.
"Ketika ditahan pihak kepolisian, rekam jejak pelaku terungkap bahwa si pelaku pernah gabung di kelompok JAD," tutur Hasanuddin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Hasanuddin mengimbau agar semua data intelijen dari semua elemen harus dikompilasikan secara komprehensif, supaya bisa menghasilkan kesimpulan intelijen yang akurat.

"Data akurat itulah dapat digunakan untuk melakukan pemberantasan teroris di lapangan. Tanpa data akurat kita akan kecolongan," pungkas Tubagus Hasanuddin.

Polisi telah menangkap orang yang diduga pelaku pengeboman, yaitu Jo alias Jo Bin Muhammad Aceng Kurnia (32). Tindakan yang dilakukan Jo telah memakan empat orang korban. Di antaranya adalah IOM, AA, TH dan AKS. Kempat korban itu mengalami luka bakar pada tubuhnya.

Balita meninggal dunia

Salah seorang balita korban ledakan bom di Gejera Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, meninggal dunia pada Senin (14/11) sekitar pukul 04.00 WITA akibat menderita luka bakar yang parah.

Bocah perempuan berusia 2,5 tahun berinisal IOM, meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie Samarinda.

"Korban meninggal dunia akibat menderita luka bakar cukup parah yakni mencapai 78 persen," ujar Direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda Rahim Dinata Majidi seperti dilansir dari Antara, Senin, (14/11).
Selain menderita luka bakar cukup parah, balita itu, kata Rahim Dinata, juga mengalami pembengkakan paru-paru akibat menghirup asap saat terjadi ledakan. (rel/yul)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER