Drama Penangkapan Terduga Pelaku Bom Samarinda

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 14 Nov 2016 10:41 WIB
Drama penangkapan berakhir di tengah Sungai Mahakam setelah terjadi pertarungan sengit antara terduga pelaku dengan warga yang memburunya.
Situasi pascaledakan diduga bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11). (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan jemaah terhenyak usai menggelar ibadah di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, kemarin pagi. Kedamaian mereka terusik oleh perbuatan rusuh orang tak dikenal saat jemaah membubarkan diri dari tempat ibadah.

Orang tak dikenal itu berkaos hitam dan celana model kargo berwarna cokelat. Dia muncul tiba-tiba dari arah parkiran menuju tempat ibadah, lalu melemparkan sesuatu yang diduga sebagai bom molotov. Orang-orang pun panik.

Pria misterius itu lantas menghilang secepat dia datang. Dia lari tunggang langgang ketika massa masih dalam kondisi terhenyak. Konsentrasi massa pun terbelah, sebagian panik berusaha menyelamatkan gereja dari kobaran api, sementara sisanya sebagian besar memburu si perusuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kejauhan, asap hitam terlihat membumbung di pucuk atap gereja. Samuel Tulung, warga yang saat itu berada di sana menaruh curiga. Pada saat bersamaan gelombang massa berlari ke arahnya.

"Saat itu saya sedang membawa mobil hendak berjualan di Sumalindo. Tiba-tiba orang ramai dan terlihat ada kepulan asap dari Gereja Oikumene," ujar Samuel, membeberkan kesaksian kepada Kantor Berita Antara.

Samuel kemudian bertanya kepada warga tentang apa yang terjadi saat itu. "Kemudian warga menjawab ada bom dan kebakaran dan menunjuk seorang pria berambut panjang lari menuju arah Dermaga Sumalindo," katanya.

Tanpa berpikir panjang, Samuel membanting setir mobilnya dan memacu gas untuk mengejar si terduga pelaku.

Namun setibanya di tepi Sungai Mahakam, orang yang dikejar menghilang. Samuel memburu pandang di tepian dermaga. Mulanya orang yang dicari tidak terdeteksi, namun belakangan Samuel tahu orang itu telah menceburkan diri ke dalam sungai terbesar yang bermuara di Selat Makassar itu.

"Saya sempat lihat kepalanya timbul tenggelam," kata Samuel.

Tak jauh dari Samuel ada perahu bersandar. Dia lantas meminta si pemilik perahu untuk membantu dia mengejar buruannya. Sempat terjadi debat kecil karena si pemilik sangsi dengan permintaan Samuel, namun akhirnya menurut juga setelah Samuel pasang badan untuk memberi jaminan keamanan.

Drama penangkapan pun dimulai. Terduga pelaku berjuang mati-matian kabur dari pengejaran Samuel yang semakin mendekat ke arahnya. Ketika perahu berada dalam jangkauan yang tepat, Samuel masih kesulitan untuk menarik pria misterius itu. Samuel mendapat perlawanan dari orang tersebut.

"Orang itu sempat menarik kaki saya, kemudian saya hajar telinganya sehingga ia melepaskan pegangannya. Saya langsung seret ke atas perahu dan ikat, kemudian saya serahkan ke polisi yang ada di Dermaga Sumalindo," kata Samuel.

Warga pun ramai-ramai mengamankan pria itu, untuk kemudian menyerahkannya kepada aparat penegak hukum. Perbuatannya telah menelan korban luka, termasuk di antaranya balita.

"Korban ledakan yang merupakan anak-anak itu tengah bermain di halaman gereja, menunggu orang tua mereka keluar. Terduga pelaku kabur meninggalkan motornya," kata Pendeta Gereja Oikumene, Samion (53) yang juga sempat mengejar terduga pelaku.
Identitas pelaku yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Jihad Way of Life itu belakangan diungkap oleh kepolisian. Dia rupanya residivis yang pernah melakukan teror di Jakarta. Dia adalah Johanda alias Jo Bin Muhammad Aceng Kurnia.

"Pelaku pernah menjalani hukuman pidana sejak tanggal 4 Mei 2011 yang berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat nomor 2195/pidsus/2012/PNJKT.BAR tanggal 29 Februari 2012 dengan hukuman tiga tahun enam bulan kurungan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto.

Jo dinyatakan bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 juli 2014. Terhitung sammpai saat ini, ia sudah bebas kurang lebih selama dua tahun.


(gil/yul)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER